Sepuluh Jiwa Sepuluh Warna (Eps 02)
Durasi Baca: 3-4 Menit
Semasa SMA dulu, memang Kenzie
selalu unggul dari anak-anak The Rainbow dan murid lain yang
ada di kelas dalam berbagai bidang, baik itu akademik maupun non akademik.
Selain itu, dia adalah seorang ketua kelas selama tiga tahun
berturut-turut. Dan bagiku dia memang layak mendapatkan predikat lulusan
terbaik di SMA.
Kuambil cangkir cappucino hangatku dan kuteguk satu dua kali.
“Berbeda sekali nasibnya
dengan Fira, dia terancam di berhentikan dari kuliahnya cuma gara-gara masalah
biaya saja. Sayang sekali. Padahal saat ini dia sedang menjalani semester
terakhir juga seperti kita” Kata Rangga.
“Dengar-dengar sekarang Hasan di Kairo, Widya
di Utrecht, Cinta dan Amel di Adelaide” Sahut Adit.
“Wahh, tak di sangka ya, The Rainbow yang
waktu SMA di cap sebagai kumpulan anak-anak tengil, jail bin iseng, ternyata
bisa menjadi orang yang sukses-sukses seperti sekarang ini” Celetukku membuat
kami lagi-lagi tertawa bersama.
“Taa…tapi bagaimana dengan nasib Fira?” Tanya
Rangga.
“Kita bantu saja dia, kita
bantu dengan sedikit uang yang kita punya, lalu kita transfer ke rekeningnya
dan beri tahu dia kalau kita sudah beri dia sedikit bantuan buat biaya
kuliahnya, kali-kali saja cukup” Jawab Adit lantang.
“Setuju! Tumben sekali otakmu jalan Dit.
Hahahaha” Canda Rangga.
“Memang ya, dunia ini bagai roda-roda yang berputar secara terus-menerus.
Kadang kita diatas, dan kadang kita dibawah. Kehidupan sering sekali
menghadirkan kenyataan yang berbeda dengan keinginan yang kita inginkan. Namun
kenyataan seperti itulah yang akan mengajarkan kita bahwa didunia ini hanyalah
tipuan belaka. Terkadang sesuatu yang terlihat jernih di kasat mata, belum
tentu jernih melainkan keruh. Begitu pula yang terlihat keruh, belum tentu juga
keruh. Dunia ini tidak sedikit orang yang tenggelam dalam keterpurukan karena
tipu dayanya. Padahal, siang yang terang benderangpun akan menjadi malam yang
kelam. Bunga-bunga mawar yang merah nan indahpun akan menjadi layu dan menjadi tanah
lagi. Ketika kita memandang bulan ,tampaklah wajahnya yang terang
benderang berkilau dan bersinar terang benderang, namun pada kenyataannya ia
hanyalah bebatuan yang terjal. Tatkala kita memandang senja yang penuh dengan
nuansa jingga, tanaman yang nampak seperti permadani begitu memukau dilihat
dari kejauhan. Namun ternyata ketika kita mendekat yang tampak hanyalah hutan
yang hitam dan gelap.
“Hidup ini butuh proses, tak
mungkin kita sukses seperti sekarang ini tanpa adanya proses. Dan masa itu
pasti pernah dirasakan oleh semua orang. Aku sangat setuju sekali jika ada
pernyataan yang berkata bahwa ‘Dari nothing menjadi something itu
butuh kerja keras’. Benar sekali memang.” Kataku panjang lebar.
“Benar sekali kau Dik, kalau ada yang kaya, pasti ada yang miskin. Kalau ada
yang sehat, pasti ada juga yang sakit. Kalau ada yang muda, pasti ada yang tua.
Kalau ada maling, pasti ada yang gebukin! Hahahaha” Kata Rangga.
“Bisa
saja kau Ga” Balasku.
“Ehh,
sepertinya hujan diluar sudah mulai reda Ga. Kita pulang yuk!” Ujar Adit.
“Oke
deh Dit”
Adit
dan Rangga pun langsung bergegas berdiri dan mengambil jas hujannya
masing-masing lalu membuka pintu.
“Dik,
Kita pulang dulu ya” Kata Adit.
“Oke
Dit, hati-hati ya kalian” Jawabku.
“Siiiiip”
Balas Adit dan Rangga dengan serempak.
Suasana rumahku kembali sepi
sunyi. Sekilas canda dan tawa itu pergi begitu saja. Pertemuan tadi membuatku
kembali teringat akan kebersamaan anak-anak The Rainbow saat
dulu kala. Senyum, sedih, canda, tawa, suka dan duka kita hadapi bersama-sama.
Tak sadar aku baru saja meneteskan air mata saat menatap sebingkai foto ketika kami jalan-jalan
bersama.
Sudah menjadi tekadku. Lulus
kuliah dengan nilai yang membanggakan, dan langsung pulang menuju kampung
Indonesia untuk berjumpa dengan sanak keluarga dan anak-anak The
Rainbow tentunya.
Tak sengaja kutemukan buku diary-ku saat mengobrak-abrik meja kerjaku. Sudah penuh dengan debu dan mulai kusam. Cukup lama sudah aku tidak pernah buka lagi diary ini. Yang menyimpan akan sejuta kenangan duka cita ataupun suka cita, manis ataupun pahit di masa-masa SMA. Bukan karena kusibuk atau entahlah itu, karena aku belum siap untuk mengenang cerita-cerita duka yang ada disini. Tapi kali ini akan kucoba beranikan diri, kubuka kembali lembaran hariku di masa SMA lampau.
nice share...keep write :)
BalasHapusdon't forget read this http://showgan.blogspot.com/2011/08/tropical-paradise-of-bali.html
Terima kasih ya :)
HapusWah keren keren... dari nothing menjadi something.. Emang bener juga sih.. segala sesuatu pasti ada prosesnya...
BalasHapusMengenang masa SMA kadang emang buat kangen ya... :)
Setuju! :)
Hapusthe rainbow... kayak sinetron jaman dulu..
BalasHapusmasa-masa SMA emang indah banget ya kalau dikenang-kenang di saat dimana kit audah sukses nanti. pasti penuh nostalgia persahabatan dan lika-liku kenakalan :")
Hahaha terinspirasi dari sinetron jaman dulu juga sih.
HapusDuh, pasti sih itu mah :D
The rainbow, persahabatan yang penuh dengan warna, saling membantu, penuh tawa, canda, dan kebersamaan. Ntaaap
BalasHapusThe rainbow, persahabatan yang penuh dengan warna, saling membantu, penuh tawa, canda, dan kebersamaan. Ntaaap
BalasHapusSemoga bisa menginspirasi banyak persahabatan yang ada di dunia nyata :)
HapusKERENN. Cakep nih, nilainya dapet.
BalasHapusdari nothing menjadi something, from zero to hero. Warbiyasah.
mampu menginspirasi kawula muda bangsa Indonesia.
Merasa muda banget ya, Bah? :p
HapusHahaha thanks loh ya! :D
waktu SD punya geng namanya mejikuhibiyu aaapppaa deh ahahhaha
BalasHapusWah ini sih terdengar lebih unik lagi malah, Mbak :D
Hapuskereen.. semoga aku dan sahabat-sahabatku juga sukses-sukses nantinya kayak the rainbow :))
BalasHapuspilihan katanya-katanya juga bagus.. semangat berkaryaaa,hehe
Aamiin. Terima kasih ya.
HapusSemangat 45!
Kenapa aku gak dapat feel ya pas baca ini? Kurang narasinya mungkin. Em, seperti tempat atau yang dilakukan oleh para tokohnya.
BalasHapusWah, ada masukan kah, Mbak?
HapusThe Rainbow itu salah satu geng di film yang si Derby dan temen-temen yang lagunya Kepompong? Ahaha.
BalasHapusAnjir, jadi inget masa SMP gue. :))
Sedih yaa... kalo cuma masalah biaya sampe berhenti kuliah. Hampir mirip kisah gue sekarang. Kayak mau cuti gitu karena kekurangan biaya. Duh, curhat.
Ehm tapi inspirasinya bukan dateng dari sinetron itu kok, Bang. I swear hahaha.
HapusDuh, ayo semangat 45 buat kuliahnya Bang Yog! Salam sukses!
Saya jadi ingat setelah lulus SMA ngga bisa kuliah karena ngga ada biaya, hiks
BalasHapusSukses buat mas Awal ya, semoga menjadi generasi penerus yang berguna bagi bangsa dan agama, aamiin :)
Pasti ada hikmah di balik itu semua ya, Mbak.
HapusAamiin.
Terima kasih, Mbak :)
Ini kok nostalgia banget ya awaldi. :D Gue jadi inget masa SMA ni. Dilirik cewek pas lewat, gak tau kenapa. Sempet geer, rupanya resleting gue kebuka. Dan laknatnya cewek itu udah liat sambil ketawa. "Gue kotor mama" :D
BalasHapusSepertinya gue harus baca cerita sblmnya, soalnya ngerasa gak nyambung dari mana ceritanya. :D
Yaila itu awkward moment banget pasti ya, Pangeran :D
HapusIya, biar nyambung dibaca dulu yang pertama dong hehe.
Hidup ini butuh proses,....
BalasHapuswuih keren broh...
keep write!
salam kenal dari bumi banyumas .. hehe..
Yg gue tau dari sifat orang itu kalo dulunya banyak gaya, ngomong nyerocos dan sebagainya bakalan gampang beradaptasi, gampang sukses.. Kaya rainbow ini..
BalasHapusYg gue tau dari sifat orang itu kalo dulunya banyak gaya, ngomong nyerocos dan sebagainya bakalan gampang beradaptasi, gampang sukses.. Kaya rainbow ini..
BalasHapusYah, keterawang sedikit nih kayaknya skenarionya hahaha.
HapusBuseeeet. Keren banget ada yang kuliah di Utrecht :))
BalasHapusItu si Rangga bisa aja becandanya. Kalau ngegombal kayaknya jago juga deh.
Moga si Fira nggak jadi berhenti kuliah yaaaaa. Harus happy nih ceritanya! :D
Wah bukan Rangga yang di AADC ini sih ca haha.
HapusTunggu kelanjutannya ya!
cerpen yang bagus. mengenang masa SMA. emang kadang gak nyangka bocah yang dulu seonggoh anak ingusan berbalut putih abu-abu sekarang jadi manusia keren haha.
BalasHapussaran aku coba deh dirapihin lagi tulisannya biar makin sedep dibaca.
macem 'di sini/ di sana' itu di-nya dipisah (menunjukan tempat).
kalo 'dibaca/ditulis' (kata kerja) di-nya di gabung.
terus ini
Begitu pula yang terlihat 'keruh', belum tentu juga 'keruh'.
wajahnya yang terang 'benderang' berkilau dan bersinar terang 'benderang',
hindari pengunaan kata yang sama dalam satu kalimat. biar pemaca gak bosen.
itu aja saran aku. keep writing. semangat!!! :)
Terima kasih ya sarannya kak :)
HapusSemangat 45!
Ngomong-ngomong soal the rainbow, aku kok malah jadi keinget salah satu film di sctv yang nayangin soal persahabatan-persahabatan kayak gini yak :'3
BalasHapusBukaaan.
HapusIni bukan persahabatan bagaikan kepompong apalah itu dev hahaha.