Bedah Buku Dilan
Durasi Baca: 7-7 Menit
“Di,
udah baca buku Dilan belum?” Tanya salah seorang teman SMA saya.
“Belum,
kenapa?” Jawabku.
“Yah,
tadinya kalau udah baca mau aku rekomendasiin kamu jadi moderator bedah buku
Dilan, Di”
“Yah,
beluuum”
Kalau
tidak salah mengingat, percakapan itu terjadi di sebuah odong-odong yang
menghantarkan kami menuju fakultas masing-masing. Hari itu perkuliahan berjalan
sebagaimana biasanya.
Dari
percakapan tersebut, pikiran saya kembali terbang menuju tahun 2013 silam, Ketika
saya diberikan kepercayaan untuk menjadi seorang moderator dalam workshop
menulis bersama Tere Liye. Seorang Tere Liye? What an awesome moment! Di
mana pada saat itu yang menunjuk saya menjadi moderator adalah orang yang sama,
menanyakan pada saya sudah membaca buku Dilan atau belum. Padahal kalau saya
sudah membacanya akan dijadikan salah satu rekomendasinya. Kesempatan yang
tidak kalah luar biasa tentunya. Namun sayang, belum rezekinya saya mungkin
hahaha.
Beberapa
hari setelah percakapan di atas terjadi, kampus diramaikan dengan berita bahwa
bedah buku Dilan bersama Pidi Baiq akan diadakan pada 2 Juni 2016 yang
diselenggarakan oleh teman-teman dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad –termasuk
teman saya tadi. Pembelian tiket pun sudah bisa dimulai semenjak saat itu juga.
Karena
saya belum membaca kedua buku Dilan, saya mengurungkan niat untuk membeli tiket
bedah buku tersebut lebih awal dan memutuskan untuk meminjam kedua buku Dilan
kepada salah seorang teman saya lalu membacanya.
Jujur,
kali pertama saya membaca bukunya, saya langsung dibuat jatuh cinta dengan
pemikiran-pemikiran penulisnya yang bisa dibilang out of the box. Kreatif.
Brilliant! Hal tersebut sempurna menjadikan saya penasaran akan wujud
asli dari sesosok Pidi Baiq atau biasa dipanggil Ayah oleh khalayak ramai.
Akhirnya, satu hari sebelum acara bedah buku Dilan berlangsung, saya memastikan
bahwa satu tiket sudah aman berada di tangan saya.
Kamis, 4 Juni
2016, Pukul 13.00 WIB
Karena
hari itu tidak ada kegiatan perkuliahan, maka saya putuskan untuk hadir lebih
awal di Bale Pabukon, Universitas Padjadjaran. Saat itu, suasana di sana masih
terbilang belum ramai oleh pengunjung. Namun, beberapa waktu kemudian, Bale
Pabukon mulai ramai oleh para pengunjung dan terkhusus bagi mereka yang ingin
hadir di bedah buku Dilan bersama Ayah Pidi Baiq.
Acara
bedah buku Dilan pun dimulai. Sebagai pembuka, kami para peserta disuguhkan
penampilan bintang tamu terlebih dahulu. Tama dan Umen, mereka membawakan dua
buah lagu yang bernuansakan sastra. Salah satu lagu yang dibawakannya adalah
Sabda Alam.
Setelah
penampilan pembuka tadi, moderator masuk mengambil alih acara bedah buku Dilan
lalu mempersilahkan Ayah Pidi Baiq untuk memasuki ruangan utama. Semua peserta
bertepuk tangan riuh. Lalu, hal pertama yang dilakukan oleh Ayah adalah meminta
para peserta untuk lebih merapat seolah seperti sedang berada di rumahnya.
Sesi
bedah buku pun dimulai. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh moderator
dan dijawab satu per satu dengan santai. Ayah bercerita bagaimana proses
penciptaan karakter Dilan dan Milea yang bisa dibilang sampai menjadi inspirasi
bagi kisah percintaan banyak orang, kenapa Dilan dan Milea tidak terpikirkan
untuk kembali bersama dan memutuskan untuk hidup bersama orang lain, bagaimana
proses pembuatan film dari novel Dilan ini hingga bocoran bahwa novel Dilan
yang ketiga akan diterbitkan pada Ramadhan ini, loh! Selama sesi sharing
tersebut, jadilah acara bedah bukunya dibuat semakin seru oleh Ayah. Beliau
sangat inspiratif dan luar biasa sekali. Beberapa kali, pertanyaan dengan
jawaban yang diberikan oleh Ayah melantur jauh sehingga mengundang tawa para
peserta yang hadir.
Melalui
bedah buku Dilan ini, saya
mendapatkan beberapa quotes menarik dari Ayah kepada para peserta bedah
buku yang hadir pada siang itu. Langsung saja, simak kuy!
Quotes 1:
“Jangan
datang ke seorang perempuan untuk membuatnya menjadi mau. Tetapi, datanglah ke
seorang perempuan karena ingin membuatnya senang.”
Kalau
dipikir lagi secara seksama, mungkin mereka yang datang kepada seorang wanita
karena ingin membuatnya senang adalah mereka yang bisa dikatakan seorang pria
sejati. Setuju? Ah, mungkin ini menjadi salah satu perenungan bagi kaum lelaki,
termasuk saya pribadi tentunya hehehe.
Quotes 2:
“Hujan
itu bagi yang tak berakal akan menjadikannya keluh, tetapi bagi yang berakal
akan menjadikannya payung. Sakit bagi yang tak berakal akan menjadikannya
keluh, tetapi bagi yang berakal akan menjadikannya obat.”
Pernyataan
di atas perihal bagaimana cara merubah sudut pandang kita terhadap sesuatu.
Merubah mindset kita akan suatu hal. Perspektif yang awalnya menyatakan bahwa
masalah, dirubah sudut pandangnya menjadi bagaimana memanfaatkan permasalahan
tersebut agar bisa menjadi sesuatu hal yang menguntungkan.
Quotes 3:
“Jangan
berpikir bagaimana caranya untuk menjadi orang besar. Tetapi, berpikirlah untuk
menjadi bagian dari orang yang berkarya guna memajukan bangsa.”
Sekali
lagi, ini bagaimana tentang perspektif kita memandang suatu hal. Janganlah kita
berpikir bagaimana caranya menjadi orang besar. Tetapi ubahlah paradigma
tersebut menjadi bagaimana cara menjadi orang yang bisa melahirkan karya-karya
besar yang dapat memajukan bangsa.
Quotes 4:
“Masa lalu adalah urusan perasaan. Masa depan
adalah urusan pemikiran.”
Ayah
bilang bahwa masa lalu itu urusan yang melibatkan perasaan. Tetapi, masa lalu
itu tak melulu sesuatu hal yang harus dijadikan bahan galau setiap saat. Karena
masa lalu juga merupakan bagian dari sejarah yang bisa dijadikan sebuah bahan
pembelajaran bagi kita untuk menjalani hari esok yang akan datang. Sedangkan,
berbicara masa depan adalah kita berbicara urusan pemikiran. Berbicara tentang
rencana kita selanjutnya. Berbicara tentang persiapan dan kesiapan.
Masa
depan, sudahkah kita siap menjalaninya?
Quotes 5:
“Sakit
hati itu potensi. Karena di sana bisa lahirlah sebuah puisi.”
Pernah
menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk? Di mana ketika Zainudin
ditinggal pergi oleh kekasihnya, Hayati. Ditinggal pergi karena memilih hidup
bersama seorang saudagar kaya yang lebih berada. Semenjak hari itu terjadi,
hari demi hari Zainudin semakin buruk kondisinya. Sampai di mana pada sebuah
titik balik, Zainudin mulai bangkit dengan merubah kisahnya yang pedih itu
menjadi sebuah novel yang kemudian dijual kepada masyarakat umum. Jadilah ia
seorang sastrawan besar.
Kisah
tersebut mengajarkan kepada kita semua untuk tidak larut dalam kesedihan. Sakit
hati itu bukan sepenuhnya musibah melainkan masih ada secercah potensi yang
bisa dioptimalkan. Potensi untuk melahirkan sebuah puisi, potensi untuk
melahirkan novel, potensi untuk menghasilkan banyak karya-karya besar lainnya.
Sebelum
sesi foto bersama Ayah Pidi Baiq, diselipkan terlebih dahulu oleh penampilan
dari Lily White. Bermodalkan tiga lagu yang dibawakan, Lily White terbilang
mampu menghibur para peserta bedah buku yang mengikuti sampai penghujung acara
tersebut.
Selesai
penampilan dari Lily White, para peserta dipersilahkan berdasarkan baris
duduknya untuk bergantian melakukan foto bersama. Barulah setelahnya sesi pinta
tanda tangan dan foto bersama. Sesi inilah yang mungkin paling ditunggu oleh
para peserta bedah buku. Terlihat dari antusiasme mereka yang sampai membuat
sebuah antrean panjang. Termasuk saya pribadi ikut mengantre juga hehehe.
Terima
kasih, Ayah, sudah melahirkan tokoh panglima tempur Dilan dan tokoh Milea sebagai
wanita yang luar biasa perangainya. Ditunggu Dilan bagian tiganya ya, Ayah Pidi
Baiq!
aaaaaak surayaah.
BalasHapussalah satu penulis yang aku pengenbanget ketemu.
Uwuwuwu gilaa!! jadi moderator bedah buku bang tere? gilsss!!
Aku ketemu dapet tanda tangannya aja seneng gilaak!! :'')
masyaAllah.
Pertama baca buku dilan yg pertama aku dibikin jatuh cinta sama Dilan, tapi di buku yang kedua dibikin patah hati, sedih bener mendengar kenyataan Dilan gak barengan sama Milea. :')
Lagi nunggu yang ketiga, udah baca sebagian yang di post di blognya surayah. Pokoknya Surayah the best lah.
Alhamdulillah bah, pernah dikasih kesempatan menjadi moderator workshop menulisnya Bang Darwis. Warbiyaza sekali kesempatan itu. Siapa yang nolak kalau ditawarin mah haha.
HapusMilea juga the best hahaha.
Keren bgt jadi moderator bedah buku bang tere liye!!! Mantap bang... Keren!!!
BalasHapusTerima kasih :)
HapusSurayah, salah satu penulis favorit yang beda dari yang lain. Udah ngefans Surayah sejak tulisannya masih di blog dan blom dijadiin buku. Dan pas ketemu Surayah, auranya itu loh...bikin speechless. Keren banget! Jadi pengin ketemu lagi
BalasHapusSetuju kak, memang beda dan keren!
HapusWih, gokiiil. Jujur gue pengagum berat Pidi Baiq karena novel Dilan! Ceritanya bener-bener... Eh itu serius mau dibikin film? Dan serius juga novel Suara Dilan rilis bulan ini? Aaak tidaakkkk!
BalasHapusBenar-benar out of the box sih menurutku, Bang.
HapusBased on that Bedah Buku Dilan, seriously, that's true kok.
Aduh, bang, sedih kalo inget buku Dilan. Gue punya Dilan yang cover biru, baru sekitar dua minggu temen-temen langsung minjem. Itu buku udah ngiter ke semua cewek di kelas kali. Sampe sekarang, hampir setahun. Huhuhu.
BalasHapusAyah Pidi Baiq keren banget. Pola pikirnya beda, nyentrik, dan nyeleneh. Belum banyak tulisan dia yang gue baca, tapi udah nyangka kalo tulisan dia keren.
Waduh, laku keras untuk dibaca berarti buku Dilan ini ya hahaha.
HapusSetuju, By. Pemikiran yang mengambil sudut pandang tak biasa. I like it.
Belum pernah sekalipun baca tulisan dia. Tapi udah sering banget lihat buku-bukunya di toko buku. Mau beli tapi masih banyak wishlist lain yang belum kebeli.
BalasHapusMenurut beberapa review sih tulisan dia emang bagus. Ntar deh, semoga aku bisa baca. Kali aja ada temen yang mau minjemin.
Sama, saya juga punya banyak wishlist buku yang mau dibeli kalau uangnya mendukung mas hahaha. Namun sayang, mungkin harus bersabar 'agak sedikit lebih lama' :D
HapusSegera pinjam saja, Mas! :)
wuaaaa...
BalasHapuskeren banget.. jadi moderator bang tere.. :D
wua.. ngebaca ini jadi tertarik buat beli bukunya.. :D
ah, coba kalau kamu udah baca buku Dilan ini, pasti jadi moderatornya.. tapi namanya juga belum rejeki..
ah, tapi keren banget.. :D
Iya, Mbak. Alhamdulillah itu salah satu pengalaman yang luar biasa sekali.
HapusMenjadi seorang moderatornya Tere Liye yang novelnya selalu memiliki nilai inspiratif tersendiri. Selalu luar biasa.
Terima kasih ya, Mbak :)
jadi ngiri banget sama kamu.. hihihi
Hapussama2.. :)
Ah, bisa saja deh mbak ini hahaha :D
HapusOdong-odong di kampus? Kampus mana yang ada odong-odongnya?
BalasHapusDilan populer banget ya, dulu waktu ke toko buku buat beli buku soal-soal buku Dilan dipajang di rak depan. Jadi orang yang baru masuk langsung dikasih lihat bukunya. Kalau tau bukunya populer mungkin aku beli bukunya. Biar gak ketinggalan.
Seneng banget ya bisa foto bareng sama penulis populer kek Ayah Pidi Baiq.
Unpad! Universitas Padjadjaran!
HapusHaha unik sih jemputan keliling kampusnya dinamakan odong-odong. Mungkin yang terbayang odong-odong yang suka bawa anak-anak keliling komplek rumah kali ya wkwkwk.
Wah, mungkin belum diperjodohkan dengan bukunya kali ya hehe.
Senang sekali, perdana ketemu langsung bisa mengabadikannya :)
baidewai aku ga kenal Dilan itu sapa, soalnya belum kenalan :'3 kata orang orang sih populer tapi aku gakenal, gagal kenal
BalasHapusWah, pasti Mbak Nenna belum baca novel Dilan nih ya haha :)
HapusAku belum baca buku Dilan ini. Duh kayak semacam terasingkan gini aku yha bang Aw.
BalasHapusAduh eman sekali, padahal hampir aja dinominasiin jadi moderator bedah buku bang Tere.
Mungkin next time bisa moderatorin bedah bukunya J.K Rowling ya bang ??
Alhamdulillah sudah kalau jadi moderator Tere Liye mah, Bang Azka.
HapusWah, goes to international moderator mah siapa yang tak mau bang hihihi :)
wah coba aja udah baca dilan, pasti jadi moderatornya tuh.
BalasHapusnovel dilan emang keren banget. sampe gak rela temen minjem novelnya gara2 takut ilang/lecek muahaha
Novel kesayangan banget gitu ya ceritanya, Mas. Rela bagi-bagi? :)
HapusAku belum baca Dilan. Tapi aku sudah beli bukunya #1 dan #2. Udah penasaran dengan isinya. Teman2ku mengapresiasi banget.
BalasHapusThanks ya udah dikasih tau beberapa quote. Iya... kayanya emang isinya bagus seperti quote2 nya..
Segera baca dan hati-hati karena kamu akan dibuat jatuh cinta mbak hahaha.
HapusAaaaah -_- aku kemarin waktu ke Gramed sempet megang buku dilan, tapi nggak kebeli :' duitnya kurang wkwkwk :D
BalasHapusSampai sekarang masih penasaran sama buku itu :'
Pidi Baiq kece parah ya pemikirannya :3 manusia hebat :D
Yah, sayang sekali belum berjodoh :")
HapusIya, padahal Ayah itu keren pola pikirnya loh. Luar biasa.
Oke fine, Dilan masuk book list yang harus dibeli haha. Thanks Aw udah share. Betewe itu thn 2013 kamu jadi moderator acara Bang Tere, asoi banget, di tahun itu aku malah baru pertama kenal dan baca bukunya yg akhirnya aku jadi sukaaaa sama karya2nya XD
BalasHapusYeah, harus banget masuk booklist sih, Mbak.
HapusWah, Tere Liye memang salah satu novelis yang ku suka sih sampai sekarang ini. Padu padanan kata-katanya itu selalu luar biasa dan cerita yang disampaikan itu terkadang tak terduga. Meskipun terkadang epilog nya suka gantung :(
Terima kasih kembali mbak :)
Eh aku sebelum baca ini, aku gak kenal sama sekali sama Dilan. Entah itu nama penulis atau nama buku entahlah. Mungkin setelah ini aku coba browsing di Internet tentang Dilan atau penulisnya itu, Pidi Baiq ya? Oke.
BalasHapusWhat? Jadi moderatornya Tere Liye? Itu keren abis mah. Dia itu penulis yang hebat banget, dan sekarang aku lagi nungguin bukunya yang kesekian, judulnya Hujan. Kalau gak salah, Bang Tere bilang bukunya bakalan terbit usai Lebaran ini. Yaaaa~
Iya, Ayah Pidi Baiq. Duh, seantero Bandung mungkin sudah tau siapa Ayah ini.
HapusAlhamdulillah pernah diberi kesempatan, Bang.
You know what? That was awesome! Hehehe.
Wih seru banget itu ya acara bedah bukunya. Jadi pengen, penasaran juga sih gimana si Ayah ini. Seru juga mau diajakin foto bersama peserta. Anyway kalo bang tereliye kan ikhwan gitu, gak mau diajakin foto sama pembaca lawan jenis hehehe. Aku juga penggemar dilan lagi menunggu novel ketiganya terbit, suka penasaran juga sama novel ayah pidi yg lain, pengen baca
BalasHapusSeru banget!
HapusSama, Mbak. Saya pun menantikan kelanjutan novel Dilan yang ketiga itu sih haha.
Asiknyaaa isa ketemu pidi baiq, sering baca baca quotenya di sosmed, emang kayaknya ayh ini orangnya agak nyeleneh yaa... hehe, kita sama bro, sama-sama belum baca buku dilan, sumpah dengan postingan ini jadi nambah penasaran pengen baca. besok ah cari pinjeman hehehe
BalasHapusMemang nyeleneh, tapi tetap luar biasa! Hahaha.
HapusSekarang, saya sudah baca dong! :)
Hai awaldiii glad you come back with -as always- an amazing post!
BalasHapusAAAK AKU SUDAH BACA BUKUNYA MAS PIDI BAIQ huwuwuuw udah mau keluar buku yang ketiga yah ?
Sebenernya dari buku yang kedua aku sedikit baper, kenapa kok..
ash sudah lah nanti takut jadi spoiler
Wah sayang sekali, jadi intinya bukan kamu yang jadi moderator nih ?
Gapapa gapapa semoga next time ada kesempatan lain yaah
BTw aku bookmark dlu ya blogmu, nanti mau copy copy quotesnya *HAHAH
*lalu di buat caption di Instagram
*eaaaa
Yeay. Hello Kak Laili! :)
HapusSama kak, duh, buku kedua itu di luar ekspektasi yang tak diharapkan tapi terjadi banget. Sungguh, sangat disayangkan sih ya. Kenapa... Duh, gak mau spoiler juga ah hehehe.
Aamiin, semoga next time ada kesempatan lain.
Boleh kok kak. Boleh sekali hahaha.
wihh.. si "ayah" ini inspirasional dan pujangga banget ya. quotes nya mencerminkan kalau dia sungguh mengerti wanita dan bukan pemberi harapan palsu. oke, patut dicoba. merubah paradigma untuk bisa menghasilkan karya-karya yang dapat memajukkan bangsa :)
BalasHapusAyah memang salah satu orang yang menginspirasi sih menurutku.
HapusMemajukan bangsa? Yuk ah dicoba! Ya kali gak yuk? Hehehe.
Hmmmm Dilan lagi Dilan lagiiii aku merasa semakin konyol karena punya novel dilan dari 2 tahun lalu tapi sampe sekarang segel nya masih lengkaaaap. Maklum semester2 tua takut kalo baca novel atau nonton drama dramaan bakal bikin ga ngerjain tugas ataupun belajar ataupun fokus penelitian *halaaah
BalasHapusLiburan kali ini aku bakalan baca deh, haruuus hah wkwk
Btw quote2nya menginspirasi yah
kesempatan yang bagus banget tuh bisa jadi moderator bedah buku sang maestro atau penulis handal tere liye. gue kalo dikasih kesempatan bakal langsung gue ambil abis tuh mahami deh apa ajah bukunya jadi bacanya telat :D
BalasHapusjadi ini acara beda buku di kampusnya abang yaa, dikampus gue jarang sih ngadain acara-acara kayag gini, apalagi gue yang anak teknik kalo ada acara seminar paling seminar tentang teknik bukan tentang beda buku.
tapi alhamdulillah udah bisa ketemu dan belajar bareng sama si penulis. siapa tau ntar bukan jadi moderator tapi jadi pengisi atau pemateri pas beda bukunya elo. kan keren banget itu.
wow bakal bareng tere liye ya hehe. tapi syangnya gak jadi. tapi untung banget bisa datang ke workshop itu. gue juga belum baca bukunya, tapi kayaknya dilan emang seru banget buat dibaca.
BalasHapussuka banget sama quote nya hhe.
Novel Dilan? Seru banget!
HapusSempet pernah denger buku Dilan ini, buku favorit salah satu dosen gue di fakultas ilmu komunikasi tapi gue sendiri belom pernah baca, hehehe... Kayaknya bukunya asik kalo dibaca buat ngisi aktivitas selama libur puasa ini, belakangan gue juga lagi nyari buku-buku kayak gini.
BalasHapusBtw, quotesnya keren bisa merubah paradigma pemikiran kita...
kamu keren banget bisa jadi moderator tere liye
BalasHapuskalau dengar nama pidi baiq, aku langsung ingat salah 1 quote-nya yg di jembatan penyebrangan, dan kalau dilihat dari fotonya yang sama kamu itu, pantaslah disebut ayah, aura kebapakannya dan raut wajahnya itu lho ayah banget, yah walaupun belum pernah ketemu secara langsung
wowo gue belum pernah abca buku Dylan dan gue juga abru tau itulah penulisnya...gue pikir penulisnya itu cewek yang feminin berambut panjang. hehehe..tapi quotesnya ngena banget. dan favorit gue adalah masa lalu adalah urusan perasaan danmasa depan adalah urusan pemikiran. nancep bangettt!! Gue juga setuju kalau sakit hati itu adalah potensi!! Dari sakit hati orang emang bisa jadi sastrawan sastrawati, bisa jadi poet, bisa bikin sesuatu yang akhirnya mencengangkan. Tergantung kita mau jadiin sakit hati itu jadi pelebur atau pembangkit. dan sekarang gue jadi pingin beli buku Dylan!
BalasHapus