Bagaimana Cara Jitu Menciptakan Puisi Yang Baik?
Durasi
Baca: 5-5 Menit
“Caranya sederhana, Di.
Coba jemput intuisimu di dalam proses pembuatannya.”
*****
Menulis adalah suatu
bentuk kata kerja yang kalau ditelaah lebih dalam lagi akan memiliki banyak
sekali makna. Ada yang bilang bahwa menulis adalah salah satu bentuk efektif
seseorang dalam mengekspresikan perasaannya. Hasil dari tulisan-tulisan itu pun
beragam. Salah satu yang akan kita bahas pada tulisan kali ini adalah puisi.
Duh, jadi teringat sala
satu rubrik yang ada di blog saya. Mungkin salah satu dari kalian ada yang baca
tulisan ini, sahabat penikmat #ProsaSelasa mana suaranyaaa? *krik krik krik*
Saya sendiri memulai
membiasakan diri untuk menulis sudah sejak duduk di bangku sekolah dasar –harus
diakui bahwa dulu saya suka menulis diari. Sedangkan puisi, saya baru memulai
menulisnya ketika di bangku sekolah menengah pertama. Boleh dibilang wajar,
karena masa itu merupakan awal saya mengenal yang namanya “cinta monyet”
hehehe. Dari sana, lahirlah istilah gelisah, resah, galau, entahlah kata baper
kala itu sudah lahir atau belum. Jadilah puisi dijadikan salah satu sarana
untuk menumpahkan segala rasa tersebut.
KENAPA
KITA PERLU MENULIS PUISI?
“Aku adalah gila,
membiarkan sejuta kata mati berkarat.”
Sebelum melangkah lebih
jauh, ada baiknya kita mengetahui kenapa perlu menulis puisi. Sama halnya
dengan membaca, karena terdapat banyak sekali manfaat yang bisa kita rasakan
dari menulis puisi. Kali ini saya akan merangkumnya menjadi dua poin. Pertama,
mengasah diri kita untuk bisa lebih ekspresif dalam merangkai kata. Tentu
sekaligus mengasah kemampuan meramu sebuah bahasa yang indah dan luwes. Kedua,
menulis puisi ini bisa dijadikannya sebuah sarana untuk pelampiasan diri. Nah,
untuk yang satu ini saya teringat dengan kata bijak dari Ayah Pidi Baiq, “Sakit
hati itu potensi. Karena di sana bisa lahirlah sebuah puisi.” Memanfaatkan
momen banget yang begini sih. Cihuy!
BAGAIMANA
CARA EFEKTIF MENCIPTAKAN PUISI YANG BAIK?
“Caranya sederhana, Di.
Coba jemput intuisimu di dalam proses pembuatannya.”
Begitulah jawab salah
seorang teman saya yang sudah lebih lama menapaki dunia sastra ketika ditanya
bagaimana caranya agar bisa menciptakan sebuah puisi yang baik. Jemput intuisi.
Pertanyaannya, apakah sahabat pembaca sekalian tahu akan pengertian dari
intuisi? Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intuisi adalah
daya kemampuan dalam memahami sesuatu tanpa dipelajari ataupun dipikirkan.
Bahkan, bisa juga kita maksudkan sebagai bisikan hati. Ia datang begitu saja,
lalu mengalir bagaikan air.
Nah, tips yang pertama
adalah menjemput intuisi kita. Bagi yang belum terbiasa bermain dengan intuisi,
saran dari saya adalah biasakan mulai dari sekarang juga. Karena jika sudah
terbiasa melatih intuisi kita, bait demi bait puisi akan mengalir dan saling padu
begitu saja.
Mari beranjak ke tips
selanjutnya.
Pernah saya menulis
tentang hal yang ingin terus saya lakukan selama hidup ini adalah belajar. Ya,
saya ingin terus belajar, belajar, dan belajar lagi. Sense of curious
yang timbul dari suatu pengetahuan dapat memberikan semangat bahkan motivasi
untuk mengembangkan diri dan merangkak menjauhi era kebodohan. Terlebih lagi
karya sastra, karena harus menghadirkan intuisi itulah yang menimbulkan
semangat untuk bisa menghasilkan puisi atau karya yang lebih bagus lagi.
Oleh karena itu, kurang
lengkap rasanya apabila menulis puisi itu tidak dikaitkan dengan membaca. Jika
membaca buku-buku puisi adalah sebuah bentuk ruang imajinasi yang dibagikan
oleh para penulis kepada kita, maka menulis puisi adalah bentuk ruang arsip
gagasan maupun perasaan untuk dibagikan –meskipun tidak selalu.
Tips kedua adalah
perbanyak membaca puisi orang lain. Puisi itu bisa didapatkan dari mana saja
dan saya yakin sudah banyak sekali puisi tercipta. Kita bisa mendapatkan puisi
dari internet, bisa dari film, bahkan buku-buku kumpulan puisi.
Nah, omong-omong soal
buku kumpulan puisi. Kebetulan salah satu rekan blogger saya, ada yang sedang
mengadakan giveaway untuk syukuran ulang tahunnya dan menjanjikan hadiah
Kitab Puisi ‘Angin Kembara’ dan Pin Pustaka Kata bagi dua orang pemenang
beruntung. Namanya, Mbak Anggi Putri. Ah, tentu hal ini sebuah peluang, bukan?
Selain niat berbagi, kiat-kiat dalam tulisan ini menjadi salah satu jawaban
atas persyaratan dalam giveaway tersebut. Tidak lain dan tidak bukan
karena saya menginginkan buku tersebut. Terlebih, kumpulan puisi berisikan mimpi seorang gadis. Entah kenapa, membahas mimpi itu saya selalu semangat hehehe.
Ya, karena dengan banyak membaca puisi karya
orang lain, sejatinya kita sedang membuat cakrawala puisi yang lebih luas. Saya
ingin terus berkembang dalam menciptakan puisi. Kalau kamu?
Kitab Puisi 'Angin Kembara' |
Selamat ulang tahun,
Mbak Anggi Putri. Keep productive writing, ya!
“Tulisan ini saya buat
biar dapat Kitab Puisi ‘Angin Kembara’ gratis dari anggiputri.com”
#sedekahkitabpuisi #anggiputridotcom
Thanks sudah ikutan :)
BalasHapusSama-sama ya, Mbak :)
HapusSaya juga dah biasa bang menulis sejak sd
BalasHapusApalgi menulis materi yg ditulis guru di papan tulis
Apakah tulisan saya itu termasuk puisi? Coz saya menulisnya dari hati takut keluar paa ulangan
uhuuuw
BalasHapuskeren syekali.
sayang aku tak bakat nulis puisi, pasti kalo nyoba nulis puisi gak pernah selesai puisinya.
huhuhuhu
Puisi adalah bentuk tulisan paling indah. Itu sih menurut saya, bang. Pengen bisa bikin puisi yang nge-hook gitu, tapi kalo bikin seadanya. Galau-galaunya udah dapet. Niatnya juga. Tapi malu kalo udah jadi. Akhirnya, nulis diari lagi deh. Oh iya, kayaknya saya telat banget udah SMA gini masih nulis diari. Ck ck ck.
BalasHapusaku latihan menulis puisi setiap hari untuk latih, aku tulis di buku tulis, tapi aku tidak mempublishnya di blog, heehe
BalasHapusterima kasih tips-tips menulis puisinya, Kak. hehe
BalasHapusintuisi.. wah benar sekali memang
BalasHapuskalau lagi produktif bikin puisi, rasanya memang kata kata diksi bagus bisa keluar begitu saja.. lalu pas di tulis .. pas banget jadi puisi.
Tapi kalau udah males bikin puisi dan lama ga nulis puisi, menulis puisi jadi agak susah susah gimanaa gitu.
Wah harus banyak belajar nih sama kakak. Sukaaa banget bikin prosa sama puisi, tapi...itu-itu aja. Kadang pengen bikin yang tema agak anti mainstream, apa ya kira2? (?)
BalasHapusGue paling nggak bisa bikin puisi tapi pengin bisa. Muehehe. Makanya salut banget sama yang jago bikin tulisan-tulisan keren gitu. \:p/
BalasHapusMenulia puisi?
BalasHapusItu bukan genreku. Hihihi...
Jadi, aku lebih suka mendengarkan orang membaca puisinya atau aku sendiri yang membacanya.
Hanya saja aku setuju lho kak kalau menulis puisi harus melatih intuisi dan banyak membaca.
Itu juga berlaku ketika kita menulis lagu atau cerita. Menurutku.
terimakasih ilmunya. tapi saya sendiri kalau nulis puisi jatuhnya kayak 'kalimat-kalimat alay' gitu.
BalasHapusKursi Tamu
BalasHapusKursi Tamu MInimalis
Kursi Makan
Kursi Tamu
Dining room
Dining chairs
Pusat Souvenir Rotan
Keranjang Rotan
Ayunan Sintetis Murah
Nulis artikel itu kalau gak biasa akan kesulitan apa lagi kalau Puisi emmm....
BalasHapusSouvenir Rotan
Harga Lounger Rotan Sintetis
Kaligrafi Jepara
Keren banget kang, ternyata akang pandai menulis yaa 😆
BalasHapusGood job, bro. Semangat!
BalasHapus