#ProsaSelasa: Hanya Mengenangmu
Durasi
Baca: 4-4 Menit
“Hanya
Mengenangmu”
Tetangga baru
Tinggal di sebelah rumah warna biru
Yang datang ditemani indahnya pelangi
Bersamaan pula tibanya musim semi
Di malam pertama ketika bertetangga
Kami saling bertukar kenal satu dan lainnya
Bercerita roda putar hidup nan bertautan
Tentang kemarin, kini, dan masa depan
Seiring waktu berlalu dari masa ke masa
Jadilah kami rekan akrab, mitra juga kolega
Lingkar lengan pada pundak ini tetap terpatri
Selalu sedia membantu untuk bangun berdiri lagi
Kami saling dorong mendorong terhadap kebajikan
Kami pula kompak bersama memaki kenistaan
Di sana ada maksud, di sana ada makna
Bujuk dan tegah dikidungan bahasa
Menaruh simpati pada kehidupan
Kami berharap torehkan sejarah murni keemasan
Begitulah sahabat sejati dalam definisi
Kenangannya meninggalkan bekas pada sanubari
Menjadi inspirasi sajak yang kurampungkan di pertengahan malam
Atas kepergianmu yang bahkan tanpa meninggalkan salam
Tinggal di sebelah rumah warna biru
Yang datang ditemani indahnya pelangi
Bersamaan pula tibanya musim semi
Di malam pertama ketika bertetangga
Kami saling bertukar kenal satu dan lainnya
Bercerita roda putar hidup nan bertautan
Tentang kemarin, kini, dan masa depan
Seiring waktu berlalu dari masa ke masa
Jadilah kami rekan akrab, mitra juga kolega
Lingkar lengan pada pundak ini tetap terpatri
Selalu sedia membantu untuk bangun berdiri lagi
Kami saling dorong mendorong terhadap kebajikan
Kami pula kompak bersama memaki kenistaan
Di sana ada maksud, di sana ada makna
Bujuk dan tegah dikidungan bahasa
Menaruh simpati pada kehidupan
Kami berharap torehkan sejarah murni keemasan
Begitulah sahabat sejati dalam definisi
Kenangannya meninggalkan bekas pada sanubari
Menjadi inspirasi sajak yang kurampungkan di pertengahan malam
Atas kepergianmu yang bahkan tanpa meninggalkan salam
HIA
– MAR
Sudan
- Sumedang
13
Februari 2016
-0-0-0-
Baca #ProsaSelasa pekan lalu: Rindu Tiga Belas Baris
Filosofi #ProsaSelasa: Hanya Mengenangmu:
Halo
pembaca setia awaldirahman.com! Halo para penikmat #ProsaSelasa! Halo kalian
yang menantikan #ProsaSelasa terbit lagi! Long time no see, ya! Jujur,
rasanya antara satu Selasa dengan Selasa lainnya itu terasa berlalu cepat
sekali. Rasanya baru pekan lalu berusaha untuk merampungkan prosa tentang
‘Rindu Tiga Belas Baris’, ternyata saya melewatkan banyak Selasa untuk
menerbitkan prosa dan sekarang inilah waktu seharusnya untuk menerbitkan prosa
baru lagi.
Semoga
apapun aktivitas kita, di mana pun kita beraktivitas, menjadi nilai manfaat dan
kebaikan tersendiri bagi kita yang menjalankannya. Aamiin.
Apakah
kalian memiliki sahabat? Tertiba merindukan sahabat? Atau, saat ini tengah
berkumpul bersama para sahabatnya? Yap! #ProsaSelasa kali ini hadir bertemakan
persahabatan. Dibuatnya prosa ini, awalnya ditujukan untuk mengikuti salah satu
event lomba puisi tingkat nasional. Ketika rampung, bermodalkan kalimat basmalah
dan tanpa ragu langsung saya kirimkan ke alamat email penyelenggara lombanya. Alhasil,
setelah menunggu sebulan lamanya, belum beruntung puisi tersebut untuk keluar
sebagai pemenang dalam lomba tersebut. Ah, tak masalah. Lebih baik
mencoba daripada tidak sama sekali. Karena tak semua yang mencoba itu gagal,
bukan? Tetapi, dalam perkara ini mungkin saya belum beruntung saja hehehe. Ya,
saya lebih suka menyebutnya belum beruntung dibanding dengan kata gagal.
Awal
#ProsaSelasa di atas bercerita tentang sebuah keluarga –keluarga pemeran utama–
yang kedatangan tetangga baru –keluarganya. Sedari hari pertama mereka
bertetangga, mereka saling bertukar nama dan cerita satu sama lain. Mereka
berbincang seolah-olah layaknya karib lama yang dipertemukan kembali.
Relatifnya
waktu menghantarkan mereka dari satu masa ke masa lainnya. Atas dasar nama
waktu juga yang menjadikan mereka sepasang rekan yang semakin akrab. Selalu ada
lingkar lengan yang akan hadir di pundak jika salah satu membutuhkan sebuah
bantuan. Mereka saling mengajak dalam halnya kebaikan, pula saling menasehati
dalam halnya keburukan. Entahlah, tetapi hal itulah yang lambat laun membuat
mereka semakin mengenal dan merasa dekat satu sama lain. Hal itu pula yang diharapkan
dapat menjadi pembangun semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
Sejatinya,
begitulah sahabat dalam definisi.
Semua
kejadian yang telah dijalani, dilewati, dan dilalui bersama biarlah rapih
tersimpan menjadi sebuah kenang yang pantas untuk dikenang. Memilki tempatnya
tersendiri di sanubari. Relung dari tiap-tiap hati. Berbekas sehingga lahirlah
pada pertengahan malam nan syahdu sebuah sajak karena terinspirasi.
Namun,
satu hal yang tak bisa dipungkiri, satu cerita yang memang nyata telah terjadi,
satu bagian yang mungkin terlewati. Ternyata, sahabat itu telah pergi. Ternyata,
sahabat itu telah pergi bahkan jauh sebelum sajak ini dirampungi. Pergi begitu
saja, tanpa meninggalkan sepatah kata salam. Ironi sekali.
Kalau
sahabat pembaca #ProsaSelasa, apakah kalian memiliki sahabat dan apa makna
sahabat bagi kalian?
Sahabat itu bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu kupu
BalasHapusNanananananana
Hahaha. Yeah! That's right, Bang. Ada lagunya juga kan ya.
HapusYaahhhhhh Gppa bang. Walaupun belum beruntung dalam lombanya. Tapi gue yakin kalo tetep ngirim dan ngikut lomba prosa terus menerus. Pasti bang Awaldi sukses di bidang prosa.
BalasHapusSapa tau ntar terkenal kayak Sapardi Djoko Darmono bang.
Aamin.
Kalo sahabat dimata gue adalah yang berani ngritik kita didepan, nggak nusuk dari belakang. Dan selalu ada baik dikala susah ataupun senang.
Namun seakrang, sahabat seperti itu hanya 1:100 kemungkinannya. :(
Aamiin. Duh, disemangatin gini. Jadi terhura :")
HapusEh, terharu maksudnya hehehe.
Setuju sih sama Bang Azka (y)
Keren. Aku envy sama orang-orang yang suka bikin puisi gini. Karena menurutku nulis prosa itu meskipun sedikit tapi susah banget. Iya, susah dari segi bahasanya. Seseorang yang suka nulis prosa pasti bahasanya keren dan memiliki beragam kosa kata.
BalasHapusSemoga di event-event berikutnya bisa beruntung. Aku kadang-kadang dapet info lomba bikin prosa tapi karena gak bisa, jadi gak ikut deh.
Sukses terus ya!!
Sahabat itu yang mau memaafkan dan menggandeng tangan kita menuju hal yang lebih baik.
Bukan malah memusuhi dan menyebarkan aib kita ketika kita melakukan kesalahan.
Bagiku, siapa pun bisa menulis prosa kok. Tak harus ia memiliki keragaman dari segi kosa katanya juga sih. Asal punya sudut pandang yang berbeda akan penulisan prosa pasti bisa deh. Diiringi dengan kemauan mencoba terlebih dahulu juga sih.
HapusAamiin. Semoga keberuntungan ada di event lain ya.
Bisa sukses! Harus sukses!
Good statement. Yeay!
Sadis. Rimanya rapi. Kalo gue bacanya sambil ngerap tetep nyambung, bang. Ehehe.
BalasHapusAh, sayang banget ya belum beruntung jadi pemenang. Padahal bagus banget. Jangan patah semangat, bang.
Sahabat... hmmm... belum ngerti gimana makna sahabat sesungguhnya. Yang gue anggap sahabat jarang ada saat gue terpuruk. Kedengerannya terlalu naif, ya?
Ah, suka gitu deh si Robby mah. Jadi enak kan hahaha.
HapusSEMANGAT 45!
Hm, kuy temukan sahabat sejatimu, Rob! (?)
sahabat sejati mah pasti setiap waktu ada, cuman kalo ditinggal berduan malah dilupain, begitu baper dicariin :3
BalasHapusTerima kasih sudah mau berbagi, Mbak Nenna :)
HapusYah emang bener banget. Ada pertemuan ada juga perpisahan. Tapi apalah daya kalo perpisahan melanda, hanya kenangan yang tersisa tentang mereka.
BalasHapusSemoga sahabatnya baca nih hehe
Sahabat emang jauh lebih kecil jumlahnya daripada teman. Tapi efek dari persahabatan itu yang lebih besar dari yang lainnya.
Sahabat itu tak pernah merasa terbebani jika kita dalam kesulitan. Dan mereka tak pernah merasa sungkan untuk berbagi kebahagiaan.
Nice post :)
"Tetapi, efek dari persahabatan itu yang lebih besar dari yang lainnya"
HapusPernyataan yang mungkin benar adanya nih. Terkadang, sadar atau tidak, selalu ada efek dari setiap pertemenan maupun dari persahabatan yang dibangun ya.
Terima kasih ya!
Kalau aku diberi kesempatan jadi juri penilaian lomba puisinya waktu itu pasti aku jadiin puisi kamu ini juara satu. Ini keren banget loh padahal, feelnya juga dapet banget mengangkat sisi dari seorang sahabat. Tapi gapapa deh, yang penting sudah mencoba yaa, mungkin belum rejeki.
BalasHapusFilosofinya sebenernya diawal aku sudha nangkap. aku kira persahabatan tersebut berlangsung lama, ternyata endingnya sahabatnya pergi ya. jadi mellow dong ini prosanya. tapi masih tetep keren kok prosanya. semoga bisa konsisten terus menulis prosa di setiap hari selasa yaa ;)
Wah, good apreciate sekali, Bang. Terima kasih loh hehe.
HapusNah, mungkin belum rezekinya di lomba kali ini. Mungkin ada di lomba lain haha.
Terima kasih sekali lagi, Bang!
Semoga konsisten. Aamiin. Semangat 45!
ketemu lagi sama #ProsaSelasa
BalasHapusmenurut gue sahabat yang adalah orang yang menuntun kita menjadi pribadi yang lebih baik. bukan sebaliknya.
Halo pembaca setia #ProsaSelasa! :D
HapusHm bisa jadi, bisa jadi. Thank you for your opinion!