#ProsaSelasa: Rindu Tiga Belas Baris

01.50 Awaldi Rahman 39 Comments


Durasi Baca: 3-3 Menit
Rindu Tiga Belas Baris”

Rindu itu fitrah. Rindu itu nafsu.
Rindu itu benar. Rindu itu salah.
Rindu itu bahagia. Rindu itu sakit.
Rindu itu dekat. Rindu itu jauh.
Rindu itu tampak. Rindu itu semu.
Rindu itu tenang. Rindu itu gusar.
Rindu itu tersenyum. Rindu itu menangis.
Rindu itu dirindukan. Rindu itu merindukan.
Rindu itu gejolak rasa dalam jiwa.
Rindu itu gemuruh rasa yang ingin hidup.
Rindu itu aku. Rindu itu kamu.
Rindu itu kita.
Benarkah, aduhai para perindu?

-MAR-
Sumedang, 21 Februari 2016
Waktu Bagian Merindu

-0-0-0-

Baca #ProsaSelasa pekan lalu: Fenomena Sosial(ita)
Filosofi #ProsaSelasa: Rindu Tiga Belas Baris:
Betapa relatifnya waktu. Rasanya, waktu berlalu begitu lambat dan berlalu begitu cepat. Berjalan begitu lambat ketika saya merasa antara selasa hari ini dengan selasa pekan selanjutnya itu disibuki dengan berbagai aktivitas akademik maupun non-akademik yang terbilang cukup padat dan melelahkan –kalau boleh jujur. Berjalan begitu cepatnya ketika satu hari sebelum hari selasa berikutnya saya menyadari ternyata belum mempersiapkan sama sekali untuk #ProsaSelasa yang akan dipublikasikan pada pekan itu hahaha. But, begitulah relatifnya sang waktu.
Tenang, #ProsaSelasa pekan ini bukan membahas tentang waktu lagi kok. Prosa tentang waktu sudah pernah saya publikasikan beberapa waktu lalu. Bagi yang penasaran bisa langsung cek ‘di sini’. InsyaAllah, bermanfaat.
 Barangkali beberapa dari kamu menganggap bahwa prosa pekan ini bertemakan kegalauan, hati yang sedang rapuh, seorang diri yang sedang begitu menanti akan sebuah perjumpaan, atau waktu ber-melankolis ria, maka sudut pandangmu yang seperti itu terhadap prosa ini menurutku sah-sah saja. Hal tersebut memang tidak sepenuhnya benar tetapi tidak ada salahnya juga.
Tetapi, masih banyak sudut pandang lain yang bisa digali dari prosa berjudulkan ‘Rindu Tiga Belas Baris’ ini menurutku. Misalnya, ketika kita merantau entah itu untuk bekerja, menuntut ilmu, atau hanya sekadar liburan tertiba rindu akan suasana kehangatan rumah, rindu candaan seorang ayah, rindu nasihat bijak seorang ibu, rindu bercengkerama dengan kakak juga adik. Ketika di tengah kesibukan aktivitas yang cukup membuat penat, tertiba merindukan sebuah waktu luang untuk berjalan-jalan atau hanya sekadar berduduk-duduk manis di teras rumah. Ketika sudah lama tak berjumpa kawan lama karena terpisahkan ruang dan waktu, akhirnya dipertemukan kembali karena timbulnya rasa kerinduan di antara mereka. Bisa juga di saat kita merindukan Tuhan, ketika manusia lain sedang lelap tidurnya, kita mendirikan qiyamul lail lalu mencurahkan segala yang dirasa kepada-Nya pada sepertiga malamnya. Tentu masih banyak makna kerinduan yang secara sadar atau tidak, tersirat dalam prosa pada hari selasa pekan ini.
Benarkah, aduhai para perindu?

Apa makna rindu yang kamu tangkap dari prosa ini? Sama atau berbedakah? Yuk sharing!

39 comments:

Author

01.47 Awaldi Rahman 2 Comments


Assalamualaikum and Hello people!
It’s me Muhammad Awaldi Rahman.
I would very happy if you call me, Aw or Diw.
I’m a 97’s March Boy.
I’m an agriculture student at Padjadjaran University.
Indonesian youth with passionate dreamer. Writerpreneur wanna be. Interested in speaking on the public, telling stories, sharing happiness, and creating changes.
Melancholy with a brink of Phlegmatic.
I’m feeling like an extrovert but I’m not really sure for that.

I think, writing is the best media to express my feels and my thoughts. Sometimes, I talk about my experiences and i write endorse a number of brands or products.

If you wanna collaboration and partnership opportunities, kindly just feel free for contact me at:

2 comments:

#ProsaSelasa: Fenomena Sosial(ita)

00.50 Awaldi Rahman 40 Comments



Durasi Baca: 4-4 Menit
"Fenomena Sosial(ita)"

Dengan kebaya ber-renda
Wanita ibukota bersolek manja
Merk kosmetik top dunia
Dari make up sampai heels di kakinya
Rata rata tinggi harganya
Kalau ingin tahu dari mana dapatnya
Coba tanya suaminya
Atau cek rekening tabungannya
Berapa total saldo mereka
Saldo itu dana

Si dia harum betul aroma parfumnya
Bombshell Fantasy Fragrance, secara
Parfum keluaran Victoria's Secret ternama
Harga nya 500 ribu US$ saja
Saja

Dia si kaya dan aku si miskin
Seakan ada jurang pemisah
Seakan ada cinta dibatas istilah
Pada yang seharusnya terjamah
Bukan paras yang menjadikan indah
Bukan harta yang menjadikan mewah
Namun rendahnya hati dalam telatah
Lihatlah ke bawah

Libur dihabiskan satu bulan di Paris
Caturwulan selanjutnya vakansi di Venice
Adelaide Perth Melbourne dan Sydney Australia
Winterswijk Rozendaal Eindhoven Denhaag Utrecht Amsterdam Belanda
Paspornya sudah perpanjang kali ketiga
Isinya cap-cap imigrasi semua
Juga visa untuk pelancong wisata

Perawatan kulit wajah tiap hari minggu
Hias kuku disalon tiap hari sabtu
Fitness kebugaran tiap hari rabu
Dirinya gemerlap saat tertangkap kamera
Menebar senyum manis di wajahnya
Memang benar manis senyum wajahnya
Sayang tak semanis tingkah dirinya
Sedikit sedikit foya foya
Hura hura
Sudah jadi biasa

Dia si kaya dan aku si miskin
Seakan ada jurang pemisah
Seakan ada cinta dibatas istilah
Pada yang seharusnya terjamah
Bukan paras yang menjadikan indah
Bukan harta yang menjadikan mewah
Namun rendahnya hati dalam telatah
Lihatlah ke bawah

HIA & MAR
16 Februari 2016
Sudan - Jakarta

-0-0-0-

Baca #ProsaSelasa pekan lalu: Ketika Tuhan Rindu
Filosofi #ProsaSelasa: Fenomena Sosial(ita):
Berjumpa lagi dengan #ProsaSelasa di hari Selasa! Sebagaimana janji saya di postingan sebelumnya, prosa selasa pekan ini benar-benar fresh from the oven dan hal tersebut bisa terlihat dari tanggal rampungnya, 16 Februari 2016. Yeay!
#ProsaSelasa kali ini membahasa salah satu fenomena dalam konteks sosial. Itulah kenapa prosa ini diberi judul “Fenomena Sosial(ita)” Terinspirasi dari mereka-mereka yang muncul di layar kaca, tampil tenar dengan segala ke-glamour-annya, membuat rumor bertajuk terkini, sampai sedikit-sedikit dipublikasikan ke khalayak ramai lewat akun media massa miliknya. Belum lagi, mereka-mereka yang menonjolkan jiwa hedonismenya secara terang-terangan.
Tetapi, jiwa sosialnya terhadap masyarakat lain yang lebih membutuhkan ini masih bisa dibilang kurang. Tetapi, mereka terlalu asyik memikirkan bahagia di dunianya sendiri dan jarang peduli pada sekitarnya. Tetapi, seakan ada sekat pemisah antara mereka si kaya dan si miskin. Tetapi, seakan ada cinta yang dibatasi oleh istilah mereka si kaya dengan aku si miskin. Padahal, masih banyak di sekitar mereka yang lebih butuh mengenyam sekadar nikmatnya makan enak, berpakaian layak, serta tempat tinggal yang nyaman. Padahal, mereka bisa saja memperbaiki sekaligus memperindah elok dirinya hanya dengan mengalahkan egonya lalu memulai untuk peduli akan kehidupan di lingkungan sekitarnya.
Memang, terkadang beberapa dari mereka tertangkap kamera sejumlah media ketika kegiatan ajang amal berlangsung. Hanya saja, apakah itu ikhlas setulus hati atau apa hanya sekadar salah satu cara untuk menaikkan pamor, memperbanyak penggemar, serta dianggap memiliki rasa kepedulian. Bukan, bukan bermaksud untuk berprasangka buruk. Tetapi, siapa yang tahu? Namun apabila yang mereka lakukan itu demi kebaikan dirinya juga yang lain, that’s good enough.
Pesan moral yang disisipkan pada prosa kali ini adalah sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Khoirunnaas Anfauhum Linnaas. Begitulah kurang lebih sabda Nabi berbunyi. Hal tersebut tersirat pada kalimat "Lihatlah ke bawah" Maksudnya kita diminta untuk berendah hati dengan segala apa yang kita punya. Lalu, berbagilah serta pedulilah. Dengan berbagi, kita sendiri yang merasakan dampaknya. Dengan berbagi, kita telah melakukan upaya menjadi sebaik-baiknya manusia. Mulia, bukan? 
Sebenarnya, gaya kepenulisan prosa ini sendiri inspirasinya datang dari gaya puisi-puisi penyair ternama angkatan tua, Taufik Ismail. Tiap baris yang memiliki ke-khas-an kalimatnya tersendiri dan bait-bait berulangnya. Karya-karya mereka yang fenomenal itulah yang menginspirasi kami sehingga terlahirlah prosa “Fenomena Sosial(ita)”ini.

Itu dia #ProsaSelasa pekan ini. So, what’s on your mind?

40 comments:

5 Kado Novel Harapan

19.37 Awaldi Rahman 41 Comments



Durasi Baca: 5-5 Menit
Tahun demi tahun silih berganti, begitu juga dengan bergantinya usia kita. Selalu bertambah tiap tahunnya. Begitulah sejatinya manusia, pertumbuhan dan perkembangan pasti akan atau sudah kita alami. Dulunya masih merangkak, sekarang sudah bisa berdiri meski tertatih-tatih. Dulu beratnya 10 kilo, sekarang subur jadi 80 kilo berat badannya. Dulu masih balita, eh sekarang sudah kepala dua aja usianya. Tentu kita pernah mengalami hal serupa, bukan?
Pernah berulang tahun kah kamu? Tentu pernah dong ya. Omong-omong soal ulang tahun nih, hei sekarang H-19 menuju ultah saya yang ke-19 loh, cihuy! Kamu enggak mau ucapin selamat atau apa gitu? Eh, belum hari ulang tahunnya juga kan ya hehehe. Duh, jadi semakin enggak sabar menanti datangnya hari tersebut.
Nah, dalam rangka memperingati dirgahayu ke-19 saya yang sebentar lagi ini, maka terbesitlah sebuah ide untuk membuat sebuah postingan berjudul “5 Kado Novel Harapan” Niatnya sih sekalian kode gitu, uhuk. Lalu, novel apa saja yang masuk ke dalam daftar keinginan saya? Yuk, mari dilanjut!

1.    Novel Ayat-Ayat Cinta 2
 
Ayat-Ayat Cinta 2
Novel pertama yang berada dalam daftar keinginan saya adalah Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy atau lebih akrab disapa Kang Abik. Mengapa? Entahlah, Novel Ayat-Ayat Cinta yang pertama sendiri saya belum membaca, tetapi langsung nonton filmnya waktu itu. Efek penasaran akan novel yang kedua ini, timbul karena saya pernah membaca salah satu novel Kang Abik yang berjudul “ Bumi Cinta” Sempurna sekali saya dibuat jatuh cinta akan jalan cerita novel yang berlatarkan Rusia ini. Uraian visualisasi yang bagus, alur yang menarik, dan sesekali Kang Abik menyisipkan unsur sejarah. Lumayan, berguna sekali untuk memperluas wawasan.
  Belum selesai sampai di situ, saya pun menyempatkan waktu untuk mencari sinopsis akan novel ini di mesin pencarian internet. Kesan pertama yang terlintas setelah membaca sinopsisnya, ceritanya akan semakin menarik sepertinya, menghadirkan konflik yang bisa dikatakan cukup rumit, dan kali ini Kang Abik mencoba mengambil latar Inggris setelah Mesir pada novel Ayat-Ayat Cinta 1. Mau novel ini satu, boleh ya? Hehe.

2.    Novel Bumi
 
Bumi
Dalam antrean kedua ada Bumi karya Bang Darwis alias Tere Liye. Memang, buku ini sudah diterbitkan sekitar akhir Januari 2014, cukup lama ya. Meski demikian, sampai sekarang ini saya belum berkesempatan untuk sekadar meminjam baca atau membelinya. Duh, saya merasa jadi fans gagalnya Tere Liye nih hehe. Oke ini lebay.
Novel Bumi ini menarik perhatian saya ketika sinopsisnya usai terbaca. Dalam hati saya berkata, “Wow, kali ini Tere Liye memilih novel bergenre fantasi!” Sebenarnya, sebagian dari novel ini pernah saya baca dari blognya Tere Liye, tetapi di sana hanya beberapa bagian saja yang berhasil terpostingkan. Rasanya membaca sebuah cerita tapi hanya sebagian saja itu, duh seperti korban yang digantungkan atas nama cinta deh. Jadi, novelnya dua aja deh ya?

3.    Novel Pulang
 
Pulang
Selanjutnya ada Pulang yang masih merupakan novel karya Tere Liye juga. Semenjak novel Bumi keluar, saya banyak kelewatan novel-novel hasil buah pikir Tere Liye ini. Cukup menyedihkan memang hiks. Karena Tere Liye ini salah satu penulis lokal favorit saya. Maka dari itu ini salah satu bagian dari upaya untuk mencicil bukunya satu per satu lagi hehe.
Lewat goodreads, saya membaca beberapa ulasan mengenai novel ini. Ulasan-ulasan yang ada berhasil membuat rasa penasaran saya akan buku ini bertambah! Bagaimana bisa novel ini disangkutpautkan dengan dwilogi Negeri Para Bedebah dan Negeri Di Ujung Tanduk? Bagaimana dengan jalan ceritanya yang maju mundur? Bagaimana dengan ending dari novel ini?
Duh, Allah itu suka yang ganjil, bukan? Tiga novel deh ya? Please ;)

4.    Novel Hujan
 
Hujan
Novel dari Tere Liye yang terakhir dan ingin sekali menjadikannya salah satu koleksi di ‘Pojok Buku’ saya adalah Hujan. Tepat bersamaan saya menulis tulisan ini dan tepat pada bagian novel Hujan, kota Bandung –Tepatnya daerah Dayeuhkolot–  sedang berselimutkan rintik-rintik hujan. Suasana yang cukup syahdu untuk menyelesaikan sebuah tulisan, bukan?
Adanya novel Hujan ini sendiri, saya ketahui setelah membaca review dari blognya Dibah. Bagi yang penasaran boleh klik di sini. Lewat blognya Dibah, saya jadi tahu akan beberapa hal bocoran isi dari novel ini. Masih sama Tere Liye menggunakan alur maju mundur. Pada novel ini juga banyak sekali ditemukan kalimat-kalimat yang berbau quotes. At least, novel ini mungkin bercerita tentang ilmu pengetahuan, kemanusiaan, hinggan cinta.
Ohiya, sebenarnya masih ada satu novel Tere Liye yang tidak saya masukan dalam daftar ini, yaitu Bulan. Mungkin bisa di keep dulu novel satu ini untuk sementara waktu.
Yah, rasanya kurang lengkap nih kalau novel Tere Liye yang satu ini tidak ikut kebaca. Empat aja gimana? *Nego*

5.    Novel Aku, Benci, & Cinta
 
Aku, Benci, & Cinta
Novel terakhir yang masuk ke dalam daftar keinginan saya adalah Aku, Benci, & Cinta karya Wulanfadi. Novel ini saya temukan sekitar Januari lalu di toko buku favorit saya. Hanya dengan membaca sinopsisnya saja, rasaya seakan saya berhasil dibujuk untuk menjadikannya salah satu koleksi buku bacaan. Hal menarik lainnya adalah novel ini terlahir dari platform menulis Wattpad dan telah dibaca sebanyak 2,4 juta kali.
Tambah satu lagi boleh dong ya? Jadinya lima deh hihi.

Itu dia lima novel yang akhir-akhir ini selain mengganggu pikiran saya, juga membuat keadaan dompet semakin dilema. Beli atau enggak ya. Karena berbarengan dengan keinginan membeli atau tidaknya, akan banyak kegiatan di bulan ini yang cukup menguras keuangan saya. Jadi, bolehlah berharap buku-buku tersebut dijadikan sebagai kado hehe. Saya yakin masih banyak kok orang baik di muka bumi ini hahaha. Da saya mah dikasih kado novel saja sudah senang, apalagi dikasih sayang. Eh.

Kalau kamu, novel atau buku apa saja yang masuk ke dalam daftar keinginanmu saat ini? Yuk sharing :)

41 comments:

#ProsaSelasa: Ketika Tuhan Rindu

23.50 Awaldi Rahman 37 Comments



Durasi Baca: 5-6 Menit
"Ketika Tuhan Rindu"

Semua terbang dengan alasan
Semua terbang membawa harapan
Pada tanah mereka dilahirkan
Pada tempat yang dijanjikan
Pada peluk yang dinantikan
Namun tuhan lebih merindukan

Semua hendak bersua
Semua hendak berjumpa
Tapi satu arah mereka
Pada kampung kita bermula

Semua masih kelabu
Semua masih pilu
Langit angkasa mengumpat tersendu
Awan beriringan bersama haru
Hujan turun titipkan sedu

Saat ini
Semua menanti
Saat ini
Semua kembali

Jakarta, 4 Januari 2015
Pukul 08.08 WIB

-0-0-0-

Baca #ProsaSelasa pekan lalu: Paramasastra Ekonomi
Filosofi #ProsaSelasa: Ketika Tuhan Rindu:
Alhamdulillah masih dipertemukan lagi dengan hari Selasa pekan ini, Yeay!
#ProsaSelasa kali ini boleh diambil dari arsip lama lagi. Tepatnya pada tanggal 4 Januari 2015 lalu. Mungkin sebagian dari kalian sedikit-sedikit mulai menerka atau menduga dari isi prosa tersebut bisa dikaitkan dengan insiden apa, kapan dan di mana. Filosofi khususnya, prosa ini inspirasinya terlahir dari hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 pada 28 Desember 2014 silam. Berita kejadian ini sempat heboh selama beberapa pekan di media massa. Mulai dari proses pencarian bangkai pesawatnya, pencarian black boxnya, pengangkatan puing-puingnya hingga evakuasi para korban maupun crew pesawatnya. Tak satu pun dari mereka yang selamat. Ketika itu saya turut ikut berduka, bahkan sampai sekarang.
Padahal, beraneka ragam alasan dan harap dari mereka ketika mengangkasa. Mungkin ada yang hendak melakukan riset pekerjaan, mengejar kata sepakat dengan klien bisnis, bertemu sanak keluarga juga kolega, atau sekadar mengisi waktu liburan untuk berekreasi saat itu. Namun apadaya alasan dan harap itu semua ketika Tuhan lebih merindukan. Ketika Tuhan lebih menginginkan mereka semua untuk kembali ke kampung di mana mereka semua bermula. Kampung akhirat.
Sedangkan filosofi umum Prosa Ketika Tuhan Rindu ini adalah semua yang bernyawa pasti akan meninggal. Kita semua akan dihadapkan dengan suatu hal yang bernama kematian. Tak peduli kita hendak melakukan pekerjaan apa, tak peduli berapa jumlah angka dibalik kata sepakat dalam sebuah bisnis, tak peduli siapa yang hendak ditemui, dan tak peduli sebahagia apa setelah mereka berlibur ria. Ketika Tuhan berkata terjadilah, maka terjadilah. “Kun fayakun.
Meskipun itu kejadian lama, mungkin masih membekas duka memorinya dalam benak kita semua. Ya, kita semua. Tak hanya keluarga korban yang ditinggalkan. Semoga saja mereka yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Semoga mereka yang dirindu Tuhan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin.


-0-0-0-

Menyelipkan cerita sedikit bolehlah ya di sesi #ProsaSelasa kali ini hehe. Saya mau bercerita tentang dibalik terbit terlalu malamnya #ProsaSelasa pekan ini. Jadi begini, dalam hitungan hari saya akan dihadapkan dengan semester dua. Namun, sampai siang hari tadi saya belum membayar kuliah untuk semester dua tersebut, terlebih lagi hari ini terakhir untuk melakukan pembayarannya. Dampaknya, saya belum bisa memilih mata kuliah apa saja yang akan saya ikuti selama semester dua nanti.
Begitu pulangnya mami saya sore tadi, saya lupa untuk menanyakan hal tersebut apakah uang untuk kuliah sudah ditransfer atau belum. Saya malah sibuk memutar otak prosa apa yang akan diterbitkan untuk hari ini. Sibuk menjelajahi arsip-arsip yang ada di laptop saya. Berharap kali saja ada satu atau dua prosa lama saya yang menganggur hehe. Jujur, saya sama sekali belum kepikiran untuk menerbitkan prosa apa hingga sore tadi dikarenakan kehabisan stok prosa.
Barulah selepas maghrib tadi saya beranjak menanyakan uang kuliah kepada mami saya. Ternyata sudah ditransfer dari siang tadi dan buktinya sudah dikirim ke Whatsapp saya. Maklum, selama liburan ini saya menonaktifkan whatsapp karena memang tidak ada paket internetnya. Setelah tahu akan hal itu, saya langsung beranjak ke atm dan langsung melakukan transaksi untuk biaya kuliah. Transfer and done! Saya masih bisa merasakan semester dua :D
Sesampainya di rumah, saya langsung gerak cepat untuk memilih mata kuliah apa saja yang akan menjadi santapan lezat di semester dua nanti. Usut punya usut, semester dua ini kami diberikan jatah sebanyak 21 sks atau sekitar 8 mata kuliah. Namun, dalam proses pemilihannya saya hanya mendapat 7 mata kuliah! Kelas-kelas yang disediakan untuk satu mata kuliah lagi (Statistika dasar) penuh semua! Lalu saya stress mendadak, kalap. Bagaimana bisa hal itu terjadi, padahal satu mata kuliah itu bersifat wajib di semester itu. Oleh karena itu, esok pagi saya memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan ibukota Jakarta dan merantau kembali ke Jatinangor. Mohon doanya ya guys biar saya masih bisa diberikan kesempatan untuk mengenyam satu mata kuliah itu.
Selain itu, masih ada alasan lain kenapa prosa kali ini diambil dari arsip lama. Karena saya sedang dalam sebuah project lomba puisi yang deadline-nya pertengahan Februari ini. So, wish me luck ya!

Semoga #ProsaSelasa pekan depan fresh from the oven. See you! J

37 comments:

[Men’s Fashionalism] Love Your Nation With Local Shoes!

16.26 Awaldi Rahman 89 Comments



Durasi Baca: 4-5 Menit

Assalamualaikum and Hello Fashionista!
Berbicara mengenai fashion masa kini dan dulu, tentu sudah sangat berbeda. Beberapa dari kita mungkin merasakan sendiri di mana letak perbedaannya. Misalnya, sewaktu saya masih duduk di bangku SD dulu tidak terlalu begitu mempermasalahkan hari ini akan memakai sepatu yang mana, celana bahan atau celana jeans, pakai jam tangan atau enggak. Tetapi hari ini, mungkin kita melihat anak kelas 3 SD memakai mini skirt, necklace, wedges, stiletto, dan accessoris pelengkap lainnya. Berbeda sekali. Pantas saja jika ‘fashion’ sekarang ini bisa kita sebut juga sebagai bentuk pengekspresian diri teruntuk berbagai kalangan.
Ohiya, sebelum membahas lebih dalam lagi, adakah yang bisa menerka apa itu ‘fashionalism’? Apakah sebuah niche blogger terbaru? Atau sebuah aliran fashion terbaru? Gimana kalau fashion yang berbumbu nasionalisme? Yes, that is true! When fashion meet nationalism. Hal tersebut merupakan kolaborasi antara fashion dan nasionalisme sehingga kita bisa mengekspresikan penampilan sekaligus memberikan peluang bagi produk-produk lokal agar bisa go international.
Pada tulisan kali ini, saya tidak akan memaparkan beraneka macam rupa dari fashion. Cukup satu dan benda itu adalah sepatu. Sebuah benda yang akan membuat fashion kita semakin sempurna mulai dari atas sampai bawah. Tentu  kita tidak ingin dibilang salah gaul, bukan? Sudah rapi memakai setelan jas, celana bahan, tas kerja di tangan kanan, smartphone di genggam oleh tangan kiri, lengkung jambul rambut sempurna menggoda, eh ternyata tak beralas kaki alias nyeker. Orang kantoran atau korban banjir, Pak? Hahaha. Oleh karena itu, sepatu ada agar kita bisa terlihat tampil lebih hits dan menawan lagi.
Selanjutnya, mari kita kaitkan antara fashionalism dengan sepatu. Berikut ini adalah beberapa macam sepatu yang bisa membuat kita tampil lebih kekinian dari sebelumnya. Lebih tepatnya, sepatu-sepatu keren asli Indonesia dong. Let’s check it out!

SNEAKERS SHOES
Pertama, sneakers. Sepatu kets yang sekarang lebih dikenal sebagai sneakers ini akan membuat kita terlihat semakin kekinian dan percaya diri.  Ibarat jeans, sneakers sendiri mungkin bisa dikatakan sebagai iconic footwear yang sudah menjadi bagian dari lifestyle. Sepatu ini bisa kita pakai untuk bersantai ria dan keluar sejenak dari berbagai kegiatan yang cenderung formal. Namun, sekarang ini memakai sneakers untuk bekerja pun sudah merambah di banyak perkantoran. Di Indonesia sendiri tentu banyak perusahaan yang ikut serta dalam memproduksi sneakers, salah satunya adalah Piero.
 
Salah satu produk Indonesia, Piero

LOAFERS SHOES
Sama halnya dengan sneakers, loafers shoes ini bisa dipakai ketika santai atau kegiatan semi-formal. Misalnya, menghabiskan weekend dengan berekreasi bersama keluarga atau sekadar hangout bersama teman. Cocok juga jika dipadukan dengan jeans atau celana chinos. Coba tengok produk Yongki Komaladi, pasti akan muncul beberapa pilihan dari sepatu model ini.
 
Loafers Shoes dari Yongki Komaladi
Ohiya, untuk yang kedua ini jangan dibaca ‘lafar shoes’ ya. Nanti yang terbayang malah lezatnya kue soes lagi haha. Duh jadi baper, eh laper maksudnya.

DRESS SHOES
Berbeda dengan dua macam sepatu di atas. Sepatu ini cocok apabila dipakai untuk event-event formal atau bisa juga dipakai kerja di kantor. Terlebih lagi sangat pas jika dipadupadankan dengan setelan jas dan celana bahan. Look like a men sekali kakak. Belakangan ini, banyak bermunculan dress shoes warna lain seperti coklat dan putih –meskipun tetap kebanyakan hitam. Untuk dress shoes ini masih dalam produksi yang sama dari Yongki Komaladi.
 
Untuk event formal, pakai sepatu dari Yongki Komaladi ini
Mau office look-nya terkesan lebih stylish? Langsuk aja cari sepatu formal semacam ini. Sepatu yang dibungkus dengan warna bold ini terlihat keren dan maskulin, bukan?

SPORTY SHOES
Tak bisa dipungkiri lagi kalau sekarang olahraga itu sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Pernah CFD-an (Car Free Day) di kota asal? Nah, setidaknya itu satu contoh bukti olahraga telah menjadi bagian dari gaya hidup. Setiap jenis olahraga pasti memiliki sepatu khusus. Kalau saya sendiri karena suka lari dari kenyataan, memilih produk dari League rasanya merupakan pilihan yang tepat.
 
League Neptune La M, Siap membawa kita lari sangat cepat dari kenyataan, misalnya.
Sepatu lari yang akan membuat kita semakin sporty look tak hanya di lapangan. League Neptune La M ini identik dengan sepatu yang ringan dan empuk sehingga akan terasa nyaman ketika dipakai berlari. You'll love every element of this kicks!

Jadi, itu dia beberapa macam sepatu produk Indonesia untuk pria. Karena sepatu-sepatu tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing dan bisa di mix match sesuai event yang akan dilewati, maka sesuaikan juga dengan pakaian yang kita kenakan.  Lantas setelah itu upload foto OOTD di media sosial kita agar teman-teman lain dan seluruh dunia punya referensi sepatu yang bisa membuat dirinya tampil lebih kekinian lagi.

Sebenarnya masih banyak sepatu produksi Indonesia seperti Tomkins, Specs, Eagle, New Basket, Guten inc, Chevalier, Cannes, dan masih banyak lagi pastinya. Kalau berbicara mengenai harga sendiri, kita bisa menemukan sepatu yang harganya miring dan kualitasnya pun tak bisa diragukan lagi. Foto-foto sepatu di atas boleh saya ambil langsung dari website ZALORA Indonesia. Duh, ketika saya mencari referensi foto tersebut, tergoda sekali rasanya untuk berbelanja di sana. Ada satu dua bahkan tiga sepatu yang masuk ke dalam daftar keinginan saya. “So, find your own shoes at ZALORA Indonesia!
which shoes are you?

89 comments:

#ProsaSelasa: Paramasastra Ekonomi

16.01 Awaldi Rahman 48 Comments



Durasi Baca: 5-6 Menit
"Paramasastra Ekonomi"

Dalam skala kecil mempelajari fungsi individu per-industrian
Menyikapi tingkah laku rumah tangga juga perusahaan
Berasumsi rumah tangga memaksimumkan kepuasan
Lalu profit dimaksimumkan perusahaan, di segi mikro perekonomian

Beralih ke skala besar bicara fungsi secara keseluruhan
Menyentuh pelbagai elemen masyarakat jelaskan perubahan
Menganalisis cara terbaik pengaruhi target kebijaksanaan
Tumbuh kembang harap dalam potret sisi makro perekonomian

Adakah kita tahu floor price dan ceiling price selalu jadi biang keributan
Masalah terjadi karena harga dasar dan harga tertinggi tidak sampai kesepakatan
Hingga mekanisme pasar menengahi pun sungkan
Krisis buat jadi semrawut dan serabutan sekaligus dua sekalian

Atau pernahkah kita menyelisik bidang moneter perekonomian
Di mana keadaan stabilitas harga tak mampu lagi tuk dijelaskan
Inflasi sana inflasi sini tak sanggup lagi dikendalikan
Sempurna sudah buat jerit rakyat semakin berkepanjangan

Di undang-undang nomor lima tahun sembilan sembilan
Mengatur masalah monopoli ekonomi, yang sering jadi keterangan pelanggaran
Kuasai barang atau jasa pasar dengan maksud menghancurkan
Yang penting obsesi tercapai dan persaingan dimenangkan, heran

Masih sama di tahun sembilan sembilan
Enam koma dua juta penganggur terbuka suatu institusi memperkirakan
Lebih lagi tahun lalu tujuh koma lima enam juta dalam bilangan
Pantas saja jika pengangguran disebut penyakit ekonomi kekinian, bukan?

Masalahnya semua masalah oleh kita selalu dipermasalahkan
Gemuruh distribusi dan rumitnya birokrasi di musim penghujan
Sama pusingnya seperti menghadapi kemarau berkepanjangan
Belum lagi infrastruktur yang berantakan mengganggu siklus kegiatan

Sampai akhirnya aktivitas impor pun kini menjadi pertanyaan
Setelah pangan, sektor apalagi yang akan ikut-ikutan?
Curigaku esok atau lusa justru petani kita berparas kaukasoid ke-eropaan
Kumohon, cukup impor saja dari mereka tentang sebuah kemajuan

Hanya untuk sekadar menegur kelangkaan
Yang menetap disekitar kita sudah kelamaan
Mungkin bila berhasil kita mengakuisisi kemajuan
Kita temukan antitesis sepadan, supaya tenanglah yang tersedu-sedan

Dengan begitu berkurang pula intensitas oceh berbagai keluhan
Bahkan buat tersenyum sedari ayah ibu bibi hingga paman
Bisa jadi bagi mereka juga yang mengadu nasib di jalanan
Aduhai apakah ini yang mereka bilang tentang negeri ekonomi impian

Sudah banyak wacana yang oleh para ahli dipaparkan
Namun belum semua buah akal itu bisa direalisasikan
Terkecuali apabila kita mau bersungguh dalam edukasi pemahaman
Dengan aplikatif dalam penerapan, bisa kembalikan normal lagi skala perekonomian

HIA & MAR
01 Februari 2016
Sudan - Jakarta

-0-0-0-

Baca #ProsaSelasa pekan lalu: Tentang Waktu
Filosofi #ProsaSelasa: Paramasastra Ekonomi:
Selamat hari selasa para penikmat #ProsaSelasa!
Menurut saya, inspirasi prosa kali ini datang secara tidak sengaja. Pada #ProsaSelasa sebelum-sebelumnya terdapat sebuah komentar yang secara gak langsung merupakan sebuah tantangan bagi kami (saya dan karib saya) untuk membuat prosa yang bertajuk ekonomi. Setelah #ProsaSelasa yang berjudul Tentang Waktu rampung terselesaikan, langsung saja kami eksekusi prosa ekonomi ini. Pada bait ganjil kami suguhkan kepada pembaca tentang sektor ekonomi mikro, selanjutnya bait genap biarkan sektor ekonomi makro yang berbicara, begitu seterusnya.
Ekonomi mikro di sini berbicara mengenai perilaku konsumen dan perusahaan yang tergambar pada bait pertama. Bait ganjil berikutnya, ada penentuan harga-harga pasar yang ikut disinggung juga pada prosa ini. Lalu masih ada lagi masalah monopoli ekonomi sebagaimana yang telah tercantum dalam UU No. 5 Tahun 1999, hal tersebut tentu merupakan salah satu faktor kegagalan pasar. Belum lagi gemuruh distribusi, rumitnya birokrasi serta infrastruktur yang mengganggu mobilisasi.
Lalu ekonomi makro juga hendak angkat bicara pada bait genap. Tentu kita tahu, lewat makro ini yang dipelajari adalah ekonomi secara keseluruhan atau dalam skala yang lebih besar lagi. Mulai dari inflasi yang kerap kali melanda ibu pertiwi, faktor tenaga kerja yang rasanya pengangguran ini bisa disebut penyakit ekonomi kekinian, ada juga sektor impor pangan yang sempat heboh pada awal 2016 ini.
Secara umum, memang terlihat prosa ini seperti berisi problematika baik dari mikro maupun makro. Sedangkan secara khususnya, prosa ini bertujuan untuk hal edukatif. Kalian pernah merasakan rumitnya belajar matematika atau fisika? Bete karena enggak paham-paham setelah baca text book –yang panjang, penuh penjelasan, dan belum lagi bahasa yang sulit dipahami- berulang kali? Nah! Begitu juga tujuan tersirat dalam #ProsaSelasa kali ini sebagai bentuk metode pembelajaran melalui gaya tata bahasa sastra. Jadi, di samping membahas problematika ekonomi segi mikro dan makro, pembaca secara tidak langsung juga sedang mempelajari materi ekonominya.
Saran dari penulis, jika kita merasa jenuh dengan metode pembelajaran yang biasanya diterapkan. Boleh sekali kalian menggunakan metode ini. Setelah buku ekonominya dibaca, dipahami, dan sudah ditandai bagian pentingnya. Bisa dibuat sejenis rangkuman singkat dengan gaya prosa seperti ini. Menarik, bukan? :)
Sebenarnya, ide ini terlahir dari obrolan iseng kami. Berawal dari sajak pertanian kemarin, lalu beralih ke prosa ekonomi ini, lantas kenapa kita tidak buat saja prosa mata pelajaran sebagai metode pembelajaran masa kini. Pelajaran matematika misalnya, belajar melalui bait-bait aksara pada rumpunan rumus dan angka. Siapa yang tahu kalau disajikan melalui tatanan prosa seperti ini, bisa merubah kesenangan terhadap salah satu pelajarannya. Awalnya enggak suka matematika jadi suka, awalnya enggak tertarik ekonomi jadi tertarik. Who knows?
Sekian #ProsaSelasa pekan ini. Terima kasih kalian sudah mau menyempatkan baca prosa kali ini. Sekarang, berikan komentar terbaikmu yuk!

48 comments: