Baca Buku Yuk Biar Menawan!

14.15 Awaldi Rahman 89 Comments


Durasi Baca: 10-10 Menit

Assalamualaikum and Hello people!
Mungkin dengan mengawali tulisan kali ini dengan sebuah pertanyaan akan menjadi jawaban mengapa tulisan ini terlahir. Pertanyaannya, menurut kalian apa definisi dari ‘menawan’? Apakah dengan memiliki tampang ganteng dan cantik jelita? Apakah harus berpenampilan elok bak seorang pangeran? Atau, memiliki rona senyum indah ala Raisa?
Memang, anggapan itu enggak ada salahnya apabila hal-hal tersebut yang menjadi parameter sebuah penilaian terhadap menawan atau tidaknya seseorang. Tetapi, pada tulisan kali ini saya ingin mengulas lebih dalam lagi yang lebih menawan daripada tampang, tampilan, dan senyuman.
Sebutlah ia buku.

Nah, berikut ini ada lima manfaat baca buku yang dikemukakan oleh Raphael Lysander.
1.    Membaca dan Kesehatan.
Ternyata, membaca hanya dalam kurun waktu enam menit pertama saja itu sudah memiliki dampak yang baik bagi kesehatan tubuh kita, seperti membuat detak jantung kita bekerja normal, meregangkan otot-otot yang tegang, menenangkan pikiran, serta mengurangi rasa stress yang melekat saat itu. Selain itu, dengan membaca buku pun membuat kita lebih sehat 54 persen berbanding 44 persen daripada mereka yang enggak gemar membaca buku.
2.    Membaca dan Otak.
Apa kaitannya membaca dengan kemampuan otak kita? Banyak sekali kaitannya, seperti otak akan menyimpan lebih banyak lagi kosakata baru yang menjadikan perbendaharaan kata kita semakin banyak, stimulan memori yang efektif, kemampuan akan analisis dan fokus kita terhadap sesuatu meningkat, kemampuan komunikasi yang lebih baik, serta risiko demensia lebih rendah.
Nah, demensia atau yang lebih dikenal sebagai alzheimer ini dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan otak kita dalam berpikir, mengingat, juga mengkoordinasikan berbagai macam aktivitas. Duh, saya sih enggak mau deh mengidap alzheimer, kalian juga jangan sampai deh ya. Masih enggak mau baca buku? Eits, masih ada manfaat selanjutnya nih. Lanjut yuk!
3.    Membaca dan Kesuksesan.
Berdasarkan studi pustakanya Raphael Lysander ini, orang yang suka baca buku itu lebih melek huruf sehingga besar kemungkinan mereka akan dipekerjakan sekaligus mendapatkan upah yang lebih tinggi.
Tentu saja buku bisa menjadi guidebook buat kita dalam banyak hal. Pernah membaca buku Studentpreneur Guidebook-nya Arry Rahmawan yang mengupas bagaimana cara menjadi mahasiswa sekaligus pengusaha? Atau pernah baca novel Aku, Kau, dan Sepucuk Angpau Merah-nya Tere Liye yang di sana terdapat Borno sebagai tokoh utama sedang belajar tentang mengemudikan sepit lewat sebuah buku guidebook mesin? Saya sih pernah, dong! Suka banget sama kedua buku itu. Rekomendasi untuk dibaca deh!
4.    Membaca dan Anak-anak.
Dalam dunia seorang anak, membaca tentu dapat mempengaruhi wawasannya secara signifikan seperti membentuk kepribadiannya, menemukan identitas budayanya, meningkatkan kepekaan anak terhadap seni dan keindahan hingga menjadikan salah satu cara efektif untuk memanfaatkan perubahan sosial di sekitar.
5.    Membaca dan Lainnya.
Selain keempat manfaat yang telah dipaparkan tadi, memiliki kegemaran membaca ternyata juga berdampak pada hal lainnya seperti kita menjadi lebih berempati terhadap sesama. Dengan begitu, mudah bagi kita untuk memahami perasaan serta pikiran orang lain.

Tentu masih banyak sederet manfaat yang bisa dipetik dari membaca buku. Gimana? Masih mikir-mikir untuk mau baca buku? Atau jangan-jangan kita sudah menjadi bagian dari mereka yang candu akan buku? Berikut ini ada sedikitnya lima tanda yang menjadi indikasi bahwa kita seorang pecandu buku atau bukan. Mari kita cek. Markicek!
1.      Semakin tebal, semakin bagus.
Tanda yang pertama adalah jika sebuah buku semakin tebal wujudnya, maka sempurna sudah buku tersebut buat kita jadi melting ingin segera memilikinya dan ingin cepat-cepat bisa menyelesaikannya. Biasanya, tebal-tebal gini mah idaman para kaum wanita nih, tebal dompetnya maksudnya.

Semakin tebal, semakin bagus.

2.    Buku yang jadi juaranya.
Pada zaman sekarang ini, seringkali kita dikejutkan dengan beberapa hal heboh yang menggemparkan media massa dan dunia maya. Mau lagi heboh booming film ini, heboh menariknya game itu, heboh kasus si anu. Juaranya, tetap buku dong pastinya.

Buku yang jadi juaranya.

3.    Rasanya bak kehilangan seorang kekasih ketika sudah selesai baca sebuah buku.
Mula-mula jatuh cinta sama cover bukunya. Langsung dibeli. Pas dibaca, eh jatuh cinta sama isinya. Pertengahan buku, masih aman. Udah mau akhir-akhir, mulai panik. Udah habis halamannya, sedih deh. Padahal ceritanya lagi klimaks-klimaksnya. Ibarat menjalin hubungan dengan kekasih, lagi sayang-sayangnya, eh diputusin. Pasti sedih kan ya. Sekian.

Rasanya itu seperti kehilangan kekasih. Hiks.

4.    Membawa amunisi ketika liburan.
Musim liburan pasti salah satu hal yang sangat dinanti-nanti nih bagi semua orang. Ketika sudah tiba waktu liburan, tak peduli akan berlibur kemana, berapa lama, dan sama siapa. Amunisi yang satu ini wajib kudu mesti dibawa bagi pecandu buku.  Eits, amunisi yang dibawa bukan bom kok, santai.
 
Amunisi liburan panjang.
5.    Terlelap tidur bersamanya.
Sekuat apapun mata memaksakan untuk membaca, kalau rasa kantuk lebih kuat menyerang pasti akan berujung pada ketiduran. Bobo cantik kalau kekiniannya. Bedanya, bobo cantiknya pecandu buku itu masih sambil menggenggam buku.
 
Lagi bobo cantik ceritanya.
Dari lima tanda-tanda tadi, ada yang merasa nyerempet di salah satu poinnya kah? Atau malah di setiap poinnya merasa? Kalau begitu, selamat kamu seorang book addict yang telah lama dicari! Jadi, kapan aku bisa ke rumah? (loh?)

Lima manfaat baca buku, udah. Lima tanda-tanda pecandu buku, udah. Apa selanjutnya? Okay, berikut ini adalah lima jawaban untuk-mu, Stiletto Book.
1.    Kapan mulai suka baca?
Sejak kecil saya sudah ditanami minat baca oleh Papi, seorang mentor terbaik dalam hidup saya. Biasanya, kalau mau pergi ke mall bareng sekeluarga, saya dan Papi pasti nongkrongnya di toko buku sedangkan adik dan Mami saya asik berbelanja bulanan. Mungkin kebiasaan saya dalam membaca buku ini turun-temurun dari Papi yang suka koleksi beraneka ragam buku bacaan. Omong-omong soal koleksi, saya dan Papi memliki tempat favorit untuk menyimpan buku-buku. Tempat itu dinamakan “Pojok Buku.” Ya, meskipun hanya sekadar rak sederhana tapi lumayanlah untuk menyimpan sekaligus menjaga kelayakan buku-buku yang ada.
2.    Apa genre buku yang biasa dibaca?
Rasanya, saya tidak begitu terlalu pilih-pilih dalam membaca buku. Saya setuju sekali dengan pepatah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Karena membaca itu sendiri adalah ruang imajinasi yang dibagikan oleh penulis kepada kita. Buku yang dengan berbagai macam genrenya memiliki cara unik tersendiri untuk memberikan pengalaman imajinatif kepada pembacanya, baik dalam bentuk penjelajahannya hingga pengetahuan baru yang akan didapat. Mulai dari buku bertajuk ‘how to’, pengembangan diri, novel teenlit, ensiklopedia, agama, romance hingga komedi, saya yakin pasti ada pelajaran tersirat yang disampaikan secara tidak langsung oleh penulis.
3.    Berapa budgetmu dalam sebulan untuk membeli buku?
Berbicara mengenai budget sepertinya saya tak memiliki nominal tetap per bulannya. Kalau ada rezeki berlebih hasil dari sisihan uang jajan, saya pergunakan untuk membeli buku. Kalau tidak ada, meminjam buku teman mungkin alternatif yang tepat. Kenapa tidak? Terlepas dari beli atau pinjam, esensi dari sebuah buku itu tetap ilmunya, bukan?
Ohiya, ada yang sudah baca buku Blogging: Have Fun and Get The Money-nya Mbak Carolina Ratri yang diterbitkan oleh Stiletto Book? Kalau saya sih, udah dong! Bermanfaat sekali kiat-kiat yang ditawarkan dalam urusan mengurus blog oleh Mbak Carolina ini.
 
Saya bersama buku Blogging: Have Fun and Get The Money dan Pojok Buku.
4.    Kenapa minat baca masyarakat Indonesia terbilang rendah?
Memang, survei dari UNESCO menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara yang paling rendah di kancah ASEAN. Sungguh ironis ya, tahu akan fakta tersebut. Itupun pembacanya kaum wanita kebanyakan. Kalau di Indonesia, kini ada Stiletto Book sebagai Penerbit Buku Perempuan yang telah berusia lima tahun. Harapannya, lahir juga penerbit bagi pria atau bahkan penerbit umum lainnya.
Pernah nonton Kick Andy? Suatu kesempatan, Andy F Noya, selaku pembawa acaranya pernah angkat bicara mengenai rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Ia menjelaskan semua itu karena terbatasnya jangkauan yang bisa mendongkrak minat mereka terhadap baca. Akses buku-buku berkualitas yang terbilang cukup mahal maupun akses buku di sekolah. Terlebih lagi bagi mereka yang hidup di daerah yang jauh dari kota sehingga menimbulkan dampak negatif akan minat baca pada masyarakat.
 
Beberapa orang lebih memilih baca di tempat daripada harus membeli.
Tampak wajah disamarkan, takut ada yang naksir.
Suatu kesempatan saya pernah berdiskusi dengan salah seorang teman mengenai rendahnya minat baca. Menurut kami, sebenarnya enggak sepenuhnya juga bisa dibilang rendah akan minat baca. Perkembangan zaman menuntut teknologi berkembang dengan begitu pesatnya sehingga kita hidup menjadi lebih kekinian. Begitu juga dengan dunia baca-membaca. Merasakan enggak, kalau kita mengalami transformasi platform baca menjadi ke e-book? Nah, bisa jadi hal itulah yang seolah-olah mengurangi minat baca buku di masyarakat. Ya, meskipun pendapat itu terlahir dari obrolan kecil kami, tapi berbeda pendapat itu tidak dilarang, bukan? Hehe.
5.    Bagaimana saranmu untuk pemerintah?
Sejujurnya, saya pribadi kurang tahu betul dalam perihal minat baca ini menjadi prioritas nomor berapa bagi pemerintah, utama atau ditempatkan pada urutan kesekian. Tetapi, sebagai mahasiswa yang merupakan salah satu elemen dari masyarakat, rasanya saya juga berhak untuk mengemukakan pendapat sekaligus saran saya terhadap pemerintah.
Sejatinya, minat itu tidak terlahir bersamaan dengan raga kita, tetapi tumbuh kembang bersamaan dengan bertambah usianya juga faktor lingkungan setempat.
“Gue kan gak hobi baca.”
“Ogah deh, tebel banget itu bukunya.”
“Ga usah maksa juga kali kalo ga minat.”
Mungkin statement seperti itu banyak kita dengar dari beberapa teman sejawat. Memang tak ada salahnya mereka enggan untuk membaca dan tidak bisa seenaknya memaksa mereka juga. Tetapi, apakah pernah kalian membaca kalimat ini, “Semakin tinggi minat baca seseorang, ia telah turut membuat peradaban menjadi lebih maju.” Pernah? Ya, minat baca itu juga berbicara mengenai kepribadian bangsa Indonesia. Tentu suatu bangsa bisa dikatakan hebat hanya dilihat dari minat bacanya. Bagaimana mungkin negara ini maju apabila masyarakatnya lebih suka bermalas-malasan? Nahloh.
Menurut saya, di sini pemerintah memiliki peran yang cukup besar tentang peningkatan minat baca masyarakat. Secara pemerintah memiliki kekuatan dalam support bentuk materil, maka dengan memasok buku lalu didistribusikan ke seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap membaca. Selain itu, memberikan apresiasi kepada orang-orang yang berkecimpung di dunia kepustakaan dan dunia penulisan juga perlu guna memberikan dukungan secara tidak langsung agar minat baca ini terus berkembang dan tetap hidup.
Memang tak hanya pemerintah yang punya peran, setiap pribadi kita pun punya porsi dalam memenuhi hak dan kewajiban untuk berpartisipasi secara tidak langsung. Misalnya, peran orang tua buat menanamkan gemar baca pada anaknya –seperti yang dilakukan Papi saya. Begitu juga dengan pelajar, bisa ikut berkontribusi untuk mempengaruhi lingkungan di sekitarnya seperti mengadakan event bedah buku atau membangun sebuah komunitas baca.

Pada akhirnya, membaca adalah salah satu kunci pembuka segala ilmu. “Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak hal yang dipelajari, semakin sadarlah bahwa ilmu yang kita miliki ini sangatlah sedikit.” Happy long-life learning by reading! Baca buku yuk biar menawan! J

-0-0-0-


Muhammad Awaldi Rahman
Facebook: Awaldi Rahman
Twitter: @awaldi
Instagram: awaldirahman
Email: muhammadawaldirahman@gmail.com

89 komentar:

  1. Waalaikumsalam

    Aku juga suka baca buku sih, tapi kalo liat buku tebel banget dah kayak ganjelan pintu yang ada males duluan..

    Wah asik juga tuh Papinya bisa diajakin jalan-jalan ke toko buku bareng, lain kali aku coba ke ayahku lah.

    Semoga sukses ya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau indikasi lainnya ada yang nyantol gak nih?
      Boleh tuh diajak Ayahmu, kali aja bisa dapet buku gratis :D
      Aamiin. Terima kasih!

      Hapus
  2. Wa'alaikumsallam :)
    Iya, aku juga suka bawa beberapa buku kalo aku pulang kampung ketempat ibu,suka bawa kebanyakan malah, padahal kalo udah dikampung lebih sering kangen2an sama ibunya dibanding bacanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, selamat mbak sudah terindikasi di salah satu poinnya! :D

      Hapus
  3. saya juga suka baca buku ketika di kampus, malah engga cuma dibaca tapi dicoret-coret juga buat memastikan kita bisa atau engga, orang saya baca buku matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wih bacaannya buku matematika banget nih, Bang Nik? Salut deh. Ajarin bisa kali hahaha :)

      Hapus
  4. Semoga menang kak,gak nyangka membaca buku banyak banget manfaatnya tapi kayaknya masih belom jadi pembaca addict, gak suka baca buku tebel apalagi kalo gak ada gambarnya. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih ya, Mas!
      Lanjutkan semangat membacanya mas! :D

      Hapus
  5. Untuk beberapa tahun terakhir saya suka baca buku lagi, sebelumnya saya paling males baca apalagi pegang buku tapi semenjak akhir semesteran saya kepaksa beli buku dan akhirnya malah ketagihan baca buku. Tapi buku yang paling saya suka ya buku tentang humor dan juga desain grafis.

    Yang unik dari buku dan tidak akan pernah kita lupa tuh pas buka buku terus nyium baunya, seakan aroma kayak menghipnotis pembaca untuk baca buku. Ini nih yang gak ada dalam e-book di gadget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada hikmah dibalik sebuah kejadi ya, Mas. Wah boleh tuh ajarin saya mengenai desain grafis. Tertarik banget saya ingin bisa hal tersebut.

      Betul sekali, aroma yang ditimbulkan sebuah buku memang memiliki khas tersendiri ya, Mas. Kalau ebook mah yang ada malah terciumnya panasnya mesin gadget kita hahaha.

      Hapus
  6. keren hobinya...


    btw... saya daftar di blog ini yah

    BalasHapus
  7. Waduy kutu banget lu bang .. referensi buku yang dibaca tergolong berat-berat .. hmm
    Gue juga suka baca, tapi kalo konteks buku yang dibaca itu masih ringan2, kayak genre teenlit, novel comedy, comic dan cerita rakyat dan pewayangan ..
    Buku tebel yang pernah gue selesein sih, Laskar Pelangi dan Tetrloginya, Harry Potter dan antek2nya ..
    Jadi minat baca kayak gitu udah masuk kedalam kutu buku bukan sih bang ?? :3

    Itu perpustakaan pribadi yaaa bang ..??
    Jadi envy euy, kenapa nggak sedari dini ngumpulin buku dan bikin perpus pribadi kek gitu, kan lumayan bisa bekal anak-cucu kita ..

    Btw semoga beruntung dengan lombanya bang aw .. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh jangan dibayangkan seperti kutu buku pada umumnya juga ya, Bang.
      Selamat bang menurut saya sih itu udah termasuk. Tinggal ditingkatkan lagi aja dan diajak teman temannya untuk mau membaca buku.

      Nah, sama bang!
      Salah satu mimpi saya juga mempunyai perpustakaan pribadi semacam itu nanti di rumah saya kelak. Duh pasti betah deh di rumah hehe.

      Aamiin. Thank you! :))

      Hapus
  8. Ayoooo barteran buku, ekekeke
    salam kenal ya diiik :D

    BalasHapus
  9. AAAAkk bener banget, yang kalo udah kelar baca buku rasanya seperti ditinggal kekasih. :3
    saking gak mau nya ditinggal kekasih, eh. maksudnya gak rela buku itu udah selesai suka dibaca berulang kali.
    Jadi istilah balikan sama mantan sama aja kaya baca buku dua kali itu slaha besar. Karna buku gak pernah menyakiti kaya mantan. Luv Buku lah.
    Aku juga punya rak khusus nyimpen buku gitu tapi enggak segede itu, dan misah-misah karna belum sempet beli rak yang sekalian gede.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi pilih mantan atau buku? Ya bukulah ya! Haha.
      Hayuk dirawat dan dijaga buku-bukunya :)

      Hapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Aku lumayan suka baca buku, sih. Tapi masih suka males jg kadang belinya doang, dibaca kaga -_-pfftt
    Kalo ngga salah ada kata mutiara buku adalah teman terbaik sepanjang masa.

    Jadi.... Iqro! Bacalah!

    Oke oke. Abis ini buku yg blm dibaca, dicicil bacanya.

    BalasHapus
  12. Aku lumayan suka baca buku, sih. Tapi masih suka males jg kadang belinya doang, dibaca kaga -_-pfftt
    Kalo ngga salah ada kata mutiara buku adalah teman terbaik sepanjang masa.

    Jadi.... Iqro! Bacalah!

    Oke oke. Abis ini buku yg blm dibaca, dicicil bacanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaduh, mending kalau males disumbangin ke saya aja mbak hehehe.
      Yap, begitu ayat pertama yang diturunkan ya.
      Yuk diajak teman-temannya buat baca juga, Mbak.

      Hapus
  13. waalaikum salam..
    hemm aku juga termasuk orang yang suka baca buku, apalgi pas waktu skripssi rajin baca juga rajin beli. tapi emang asyik kalo baca buku.
    manfaatnya baik juga ternyata dari baca buku ya. lha kalo baca di laptop bacanya di laptop manfaatnya sama kayak baca buku gak diw??
    ini penjelsanya lengkap banget.
    sukses diw buat lombablognya moga menang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah skripsi ternyata membawa dampak positif juga ya, Mas.
      Manfaat sih tentu ada mas, cuma tentu ada efek samping juga sih dari laptop itu sendiri misalnya.
      Aamiin. Terima kasih ya, Mas! :)

      Hapus
  14. mantap nih ulasannya, tapi sayangnya saya lagi males baca haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaduh. Mantap tapi malas baca itu gimana ya, Mas? Hehehe.
      Tapi terima kasih sudah mampir kesini :)

      Hapus
  15. Haiii aku selalu baca tulisan kamu sampai habis lho walaupun estimasinya 10 menit. Btw aku pernah pakai cara kamu untuk mencantumkan estimasi waktu baca, tapi cuma sekali. Selanjutnya aku lupa, hii pelupa. jangan sampe deh, mungkin aku harus baca baca lebih banyak lagi ya biar ga kena alzhemeir. hihi.

    Aku juga lagi baca buku Sepucuk Angpau Merah-nya Tere Liye yang di sana terdapat Borno sebagai tokoh utama sedang belajar tentang mengemudikan sepit lewat sebuah buku guidebook mesin, pengen review deh nanti. Tapi entah kenapa, kemarin lupa jadi baca novelnya andrea hirata yang ayah. Jadi ada dua novel yang belum di baca deh ._.

    btw aku setuju sama ini -> Semakin tebal, semakin bagus. idaman para kaum wanita nih, tebal dompetnya maksudnya. psst. Diem diem kenapaah, itu kan realita. hahahaa.

    Oiya semoga menang ya lomba blognya <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih loh kak udah mau jadi pembaca setia blogku hihi.
      Iya aku pernah baca kok tulisan yang ada estimasinya. Tentang alm. Alan Rickman kalau tidak salah, Kak. Yuk kak lebih banyak baca buku lagi :D

      Aku pasti bakal baca reviewnya. Lagi belajar buat review juga nih kak. Duh, semoga lain waktu aku bisa ngeposting sebuah review buku deh ya hehe. Nah, Ayah itu juga aku belum beli hehe.

      Oke kak itu rahasia kita berdua ya. Rahasia umum hihi.
      Terima kasih sekali lagi :))

      Hapus
  16. Bacaanku buku sama komik dong mas :D tapi masih yang ringan-ringan sih wkwkw :D buku tertebal yang pernah aku baca baru ranah 3 warnanya A Fuadi wkwkw :D Kalau genrenya, lebih prefer ke komedi sih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ranah 3 warna juga aku sudah selesai baca itu, Mas :D

      Hapus
  17. Segala tentang buku selalu menjadi sesuatu yg seksi bagi saya^^
    Senang bgt diskusi sm bookadict... selain nyambung bisa barteran buku dan tentu bisa menggring kita dari kutu buku menjadi predator buku.

    Suka sekali baca tulisan mas Awaldi... ada aura tersendiri dari penulisnya..
    Keliatan bngaat pasti orangnya cerdas ..

    Sukses buat GAnya yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, saya baru tau ada istilah predator buku, Mbak.
      Aamiin. Terima kasih ya, Mbak :))

      Hapus
  18. wah bahasan yang seru nih, secara membahas sahabat karib sendiri hehehe BUKU!!
    ohya membahas tentang buku, kalo menurut pribadi saya sendiri sih, ya. bukan berasal dari ketebalannya loh daya tariknya... tapi lebih ke cover dan sinopsis di bagian belakangnya.
    dan ohya, bagi saya buku itu bukanlah seorang kekasih, karena terkadang kekasih kalo menyakiti bisa "mendem njobo njero" hahaha. saya malaha lebih menganggapnya sebagai sahabat karib, selalu setia baik suka maupun duka.

    btw keren tuh konsep pojok pojoknya, jadi pengen nyontoh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terkadang, daya tarik dari sebuah buku juga cover dan sinopsisnya kok, Mas.
      Fleksibel. Dijadikan sebagai karib juga boleh kok :)

      Yuk dibuat di rumahnya, Mas :))

      Hapus
  19. Buku mu banyak sekaliiii. Aku suka nya baca novel thrillerrr. Tegang2 penasaran gitu pas baca. Tapi kalau tebel2 banget juga males sih :( gak praktis buat dibawa2 gitu soalnya huhu

    Eh first time nih aku main kesini. Yeeeeah! Minta makan dong, tamu nih tamu~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ya kak banyak.
      Hello kak salam kenal :D

      Hapus
  20. makasih mas udah share pstingan ini. baca buku itu mmg bnyak manfaatnya, selain nambah ilmu pengetahuan, bisa jg untuk membuka pikiran kita. orang yg sering baca buku dengan yg tidak itu beda banget karakter atau sifatnya. itu saya alami ketika melihat teman2 disekitar. orang yg sering baca jauh lebih baik ketimbang yg tidak pernah baca buku. semoga minat membaca makin tinggi di negara ini ya mas. amin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama.
      Yap, bisa kita rasakan mungkin dari orang orang di sekitar kita.
      Semoga saja begitu ya, Mas. Aamiin.

      Hapus
  21. Mungkin gue udah ngerasain efek baca buku itu sendiri akhir-akhir ini. Kata temen gue (cewek), "Lu itu beda, Rob. Yang lain suka nge-game, lu malah baca buku." Langsung nge-fly deh. Padahal, cuma baca kata pengantar doang.

    Apa pun bukunya, nggak ada yang sia-sia. Semuanya pasti ada manfaatnya, walaupun buku yang keliatannya remeh. Kata orang di mana gitu yang bilang begitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha duh pria idaman wanita banget ya, Rob?

      Nah, setuju! Itu ada di salah satu tulisanku yang berjudul "Buku: Belajar dan Berbagi" kok Rob.

      Hapus
  22. Wa'alaikum salam wr wb.

    What a nice and powerful thoughts. Cerdas dan mengalir lancar. Keren tulisannya :D

    Banyak ya manfaat membaca buku, dan luar biasa semua. Otak kita mesti dikasih asupan biar sehat, salah satunya dengan membaca. Ya, minat membaca masyarakat Indonesia tergolong rendah, dan itupun didominasi kaum perempuan. Itulah kenapa saya dulu suka malu nyebut diri ini kutu buku (sering dicemooh, "moso cowok sukanya baca buku?") sampe kemudian saya sadar kalo justru hobi ini sangat bermanfaat, so sekarang fine-fine aja denger orang mau comment apa hehe. Mereka yang mencemooh cuma belom tahu manfaat membaca buku.

    Saya centrang semua deh di lima indikasi pecandu buku :p (semakin tebel buku, semakin oke), cuma poin kelima udah jarang sekarang. Sebelum tidur, biasanya saya rapihin dulu buku yang lagi dibaca, baru deh tidur. Wah, Bapak saya juga suka membaca. Dulu waktu kecil, sering pergi ke toko buku bareng cuma untuk baca-baca, tapi jarang beli (masa-masa ekonomi suram hehe). Kalo sekarang alhamdulillah udah bisa beli sendiri buku yang saya mau, untuk Bapak juga.

    Itu pojok bukunya keren banget, sangat memanjakan mata :D
    Sukses ya untuk lombanya. Happy long-life learning by reading! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cemoohan seperti itu mah jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati ya, Mas. Cuek saja.
      Toh yang merasakan manfaat dari membaca buku kan kita ya. Peduli apa dengan mereka yang mencemooh yang lain. Paling tugas kita hanya berpikir bagaimana cara yang enak untuk mengajak mereka secara pelan pelan api pasti hehehe.

      Yeay! Ternyata ada juga ang terindikasi kelima poinnya. Selamat mas kamu menawan! Haha.
      Wah Alhamdulillah banget ya, Mas. Semoga saya juga bisa beli buku sendiri sebanyaknya dengan uang saya sendiri hihi.

      Sayang kondisinya mulai rapuh karena terbuat dari kayu juga sih, Mas.
      Aamiin. Terima kasih, Mas Bayu.
      Baca buku yuk biar menawan! :D

      Hapus
  23. banyak juga ya manfaat baca bukunya jadi tambah suka baca nih wkwk
    kayaknya gue bukan kriteria pecandu pembaca buku yang baik deh soalnya ada yang ngga masuk dalam kriterianya hehe

    yaa benar bro, untuk meningkatkan minat pembaca di indonseia seharusnya pemerintah memfasilitasi tempat pembaca dengan Gratis dan fasilitasnya lebih di enakin lah biar banyak pembaca yang datang. gitu aja sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu banyak sekali, Mas :)
      Wah hayuk mas ditingkatin lagi dan diajak juga orang di sekitarnya.

      Nah, setuju. Karena pemerintah merupakan salah satu elemen yang bisa mendukung sisi materil tersebut.

      Hapus
  24. Omay GOD itu bukunya udah satu rak gede. Amunisi liburan sekoper isinya buku semua mah bisa tepar kalau aku, apalagi tebel-tebel. Kalau yang sedeng dan ceritanya ringan sih ok-ok aja, sehari bisa tiga. Apalagi kalau bukunya seru, mungkin sehari bisa lima. hehe. Aku dulu nggak suka beli, sukanya minjem dari temen atau perpus sekolah. Sampai kuliah pun demennya pinjem. Baru deh setelah pisah jauh sama temen mau gak mau harus beli sendiri. Baca buku emang banyak banget manfaatnya. Dan sekalipun ada e-book, versi cetak tetep numero uno. Coba di setiap taman kota atau tempat umum kayak stasiun ada perpustakaan gratis pasti tambah betah deh buat baca :D Good luck buat lombanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Versi cetak tetap numero uno. Sangat setuju, Mbak. Selain karena bisa dikoleksi juga ya hihi.
      Tentu apabila di tempat umum ada semacam seperti itu, sistematika atau konsep yang matang sangat diperlukan ya.
      Aamiin. Terima kasih, Mbak :)

      Hapus
  25. Mungkin saya ini tipikal orang yang aneh, karena kalau udah jatuh cinta sama isi buku dan ngebet banget pengen tau akhir ceritanya saya pasti baca buku walaupun sambil jalan. Gak peduli mau nabrang, nyungsep yang penting baca
    #Sumpahinijujur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah itu unik loh, Mas. Sampai segitunya karena dibuat jatuh cinta ya, sama buku :D

      Hapus
  26. Bagus tulisannya! :D
    Saya malah menganggap cowok hobi baca itu seksi. Apalagi ada yang nyempetin baca saat nuggu busway dan di tempat-tempat umum. such a rare person.

    BalasHapus
  27. bagus banget kak tulisannya.. ga sanggup lagi mau berkata apa.. indah dan beralur tulisannya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Speechless aja apa speechless banget, Dek?
      Terima kasih loh udah mau main ke blog ini. Disuruh siapa main kesini?
      Terima kasih juga udah mau membaca ya! Baca Buku Yuk Biar Menawan! :))

      Hapus
    2. banget kak.. akhirnya kakak muncul lagi di dunia blog yaa.. setelah presiden jokowi terpilih.. nyambung ga?
      ga disuruh siapa siapa kak.. teretuk.. emang kagum sama kakak awaldiw.
      iya aku memang suka sekali baca buku ;)

      Hapus
    3. Nyambung kok, Mbak :)
      Terima kasih loh ya. Asik daftar fans bertambah satu nih haha.
      Alhamdulillah, jadi kapan kita makan makan? Eh.

      Hapus
  28. Nuntasin satu buku novel tebal minggu kemarin rasanya puas sekali.
    Aku menawan berarti ya.. :D

    BalasHapus
  29. Kayaknya, bakalan panjang komen gue kali ini, Di.

    Yang pertama. Eh, udah dot com ya? Atau emang udah dari dulu? Bukannya dulu ada 'W' nya nama blog kamu? Benar nggak sih?

    Yang kedua. Gue setuju sama manfaat baca buku yang dikemukakan oleh Raphael Lysander. Terutama yang point nomor dua. Gue sudah merasakan manfaat itu. Mungkin, nanti akan gue ceritakan di blog gue.

    Yang ketiga. Dari beberapa point yang kamu tuliskan tentang indikasi orang yang candu akan buku, kayaknya point nomor 1 dan 3, ada pada gue. Semakin tebal bukunya, gue bakalan semakin suka. Apalagi itu buku dari penulis yang gue idolakan. Terus yang keduanya, emang benar. Setelah buku yang kita baca habis, seperti merasa kehilangan, atau, entah apa itu namanya. Seperti tidak puas.

    Gue juga mulai suka baca sejak dari kecil. Dari kecil, gue sering minta di beliin majalah Bobo sama ibu gue. Mungkin kamu tahu juga majalah Bobo ini.

    Dan terakhir. Ini ikutan lomba, ya? Semoga menang, ya. Udah, gitu aja. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneran aja bakal panjang haha :)

      Iya, Bang. Sudah resmi menjadi awaldirahman(dot)com semenjak pekan lalu kalau tidak salah hehehe. Berkah dari ngeblog gitu deh.

      Nomor dua itu Membaca dan Otak? Wah, pasti itu akan menjadi sebuah tulisan yang menarik nih. Terlebih lagi jika dibawakan sesuai dengan gaya kepenulisanmu, Bang. Saya jadi menerka-nerka ceritanya itu seperti apa ya. Bahagiakah? Sedihkah? Atau inspiratif? Terpenting banget sih saya tunggu tulisannya di blogmu ya, Bang!

      Wuih ada juga nih yang suka sama tebal bukunya.
      Duh, iya tuh. Apalagi kalau endingnya ngegantung. Kesel sendiri terkadang bacanya tuh haha.

      Yes, I know! Sepupu saya langganan majalah ini and then saya tinggal minjam dari dia hahaha. Saya juga suka beli majalah XY Kids dulu sih.

      Aamiin. Terima kasih ya :D

      Hapus
  30. Eh bener juga kata bang hardian yg komen diatas gue.
    Udah berubah jadi dot com ya? cieee... gue juga mau bikin jadi dot com nih,, kasih rekomendasi dong dimana yg enak bikin dot com.

    Oh iya, ge baru tau manfaat baca buku untuk kesehatan. Baru2 ini gue mulai suka baca. Buku atau via internet,, heheh
    makasih bang infonya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih udah jadi awaldirahman(dot)com. Yeay!
      Di Qwords aja, Bang!

      Terima kasih kembali, Bang :)

      Hapus
  31. wiiihh keren bukunya sampai segitu banyaknya.. pasti kamu pengkoleksi buku banget yaa hehehe pinjem dong..

    bicara soal buku, emang udah ngak diragukan lagi tentang manfaat dari buku. kalo gue sih termasuk pecinta buku musiman, kadang suka dan kadang males banget. mungkin gue kena sindrom ngantuk ketika membaca buku dan gue masih belum tau nama sindrom itu :D

    kalo indikator pencinta buku gue cuma masuk yang ke-4 dan ke-5, sering waktu perjalanan, apalagi perjalanan jauh pasti gue bawa buku. yaa untuk menghilangkan rasa jenuh juga. terus sering juga ketiduran ketika membaca buku. jadi buku tidur dalam pelukan gue :)

    zaman telah berubah sekarang, sebagian orang sudah beralih ke ebook. kalo gue sih malah ngak suka kalo pakek ebook nanti kalo ada notifikasi whatsapp atau bbm jadi baca pesannya bukan baca bukunya..

    gue ada istilah gini "tiada batas kalo untuk jajan buku" hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaduh udah kayak layang layang aja mas ada musimnya hehe.
      Keren! Seenggaknya ada beberapa yang terindikasi lah ya.
      Hahaha iya juga sih, canggihnya teknologi atau gadget ya gitu deh bisa sebagai godaan tersendiri juga buat kitanya.
      Mantap itu, Bang! :)

      Hapus
  32. Kayaknya akhir-akhir ini aku jadi candu buku deh. Soalnya dari 5 ciri itu semuanya ada di aku. Pas pulang kemarin juga aku bawa kayaknya 10 buku buat dibaca pas di rumah.

    Sering ngerasa sedih juga pas lagi enak-enaknya baca terus ternyata udah tamat. Rasanya pengen ada lanjutannya terus. Tapi kalo baca buku yang berseri banyak bisa jadi bosen juga.

    Kalo tidur pas lagi baca sering tuh. Biasanya karena aku baca sambil tiduran. Eh malah ketiduran. Dan pas bangun kadang buku masih ada di atas wajah. Wkwkwk.

    Aku perna bikin artikel tentang minat baca Indonesia juga. Miris pas nyari datanya. Rendah banget ternyata. Aku coba ajak temenku buat baca buku juga mereka nggak minat. Padahal kadang mereka tanya 'buku apa itu? ceritanya gimana?'. Eh pas tak ceritain panjang lebar malah akhirnya bilang 'males baca buku ah'. Sedih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap, Bang! Tularkan ke orang orang sekitar! :D
      Selamat bang terindikasi salah seorang yang menawan nih!

      Emang miris sih ketika mengetahui fakta yang ada ternyata seperti itu.
      Justru disinilah menurutku peran kita untuk lebih aktif mengajak teman teman di sekitar biar mau membaca buku. Kalau udah baca buku, jadi orang menawan deh hahaha.

      Hapus
  33. Lengkap banget nih penjabarannya. Kalo gue sih masih sering baca buku2 ringan dan tipis. Kalo buku tebal kadang gue capek dan pusing bacanya. Sejarah gue membaca buku, cuman satu buku yang bikin gue ngga rela ngabisin~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ya sudah mau berbagi pengalaman.
      Semangat 45 untuk membaca! :D

      Hapus
  34. Wa'alaikumusalam..
    Suka banget sama tulisan kamu, Di. Benar, baca buku itu bikin kita menawan. Skitar sbulan yg lalu aku dapat teman baru, hobinya juga baca. Sama kayak kamu, gara2 ditularin ayahnya. Jadilah dia wawasannya luas sekali.

    Di rumah, yg suka baca cuma aku doang, dulu dilarang, tapi lama-lama Ibuku luluh juga klo aku beli buku dibiarin aja. hahaha. Ke mana-mana klo gak bawa buku rasanya gak lengkap, ya? Apalagi liburan, seperti ulasanmu.

    Keep do your best, Awaldi!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah pasti senang sekali ya kak punya temen seperhobian.
      Selain bisa berbagi juga bisa bertukar pikiran karena wawasannya yang luas itu.
      Wih berarti kakak luar biasa! Tularkan mulai dari orang rumah dulu kak, baru ke cakupan yang lebih luas lagi. Iya, liburan asik kalau kita bawa buku juga tuh.

      Terima kasih, Kak Jia :)

      Hapus
  35. gue suka baca setelah gue masuk duni perkuliahan Di, dan setelah gue suka baca. pikiran gue semakin terbuka. semakin gue ngerti kenapa gue selama ini idupanya gitu-gitu ajah, karena kurang wawasan dan tentu itu akibat kurang baca..

    setuju lah, kita ini emang harus baca...
    tapi kita juga harus menularkan kegemaran membac ini sama yang lain, biar makin bermanfaat.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, berarti kerasa banget ya bagi Bang Tofik manfaat dari membaca tuh.
      Kalau boleh dikaitkan itu sama halnya dengan poin membaca dengan otak. Otak ssecara tidak langsung menyerap informasi-informasi yang kita dapati dari buku yang kita baca tentunya.

      Setuju!
      Yuk bang diajak orang terdekatnya :)
      Baca buku yuk biar menawan!

      Hapus
  36. Halo, anak pertanian mas? kuliah dimana? jangan-jangan kita sekampus haha

    Oke, ke postingannya.
    saya juga suka baca sih, tapi lebih ke novel gitu gitu.
    kadang masih suka ngantuk kalo baca motivasi atau buku-buku yang aku gak bisa mengimajinasikannya di otak, hehe
    semoga dengan baca ini saya bisa lebih rajin baca lagi, terutama skrpsi haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Unpad, Mbak. Sekampus kah? Hahaha.

      Aamiin. Hayuk mbak lebih ditingkatkan lagi minatnya :)
      Terima kasih ya, Mbak.

      Hapus
  37. Semoga menang lombanya yah

    tahnks banget infonya. gue jadi pengen suka baca. gue sekarang sih suka milih milih buku bacaan. jadi jarang nemu buku yang disuka jadi jarang deh baca buku. (alibi) ahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ayok bang ditingkatin lagi minat akan baca bukunya. Terima kasih ya, Bang! :)

      Hapus
  38. nah...seneng banget ada yang nulis tentang membaca sedemikian detail...dan luar biasa..

    kita sering berasumsi tentang rendahnya minat baca...
    sebab habits tidak dibangun dari kecil...dan sekolah tidak memberikan dukungan signifikan untuk meningkatkan minat baca

    yang jadi problem lainnya adalah ekonomi
    alokasi dana beratus-ratus ribu untuk anak dari keluarga yang mampu sih gampang-gampang saja..
    tapi untuk mereka yang bahkan menulis catatan saja dari kertas bekas hal tersebut bukan hal mudah

    dan itu tidak banyak disadari...

    kita sering melihat fakta rendahnya minat baca sesuai tanpa memperhatikan fakta lain yang menghambatnya....ekonmi adalah bagian dari problem tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali, Mas. Faktor ekonomi dari beberapa atau bahkan banyak individu bisa menjadi salah satu masalahnya. Di sinilah peran pemerintah begitu diharapkan untuk bisa membantu distribusi buku gratis di berbagai tempat. Mungkin tak hanya pemerintah, peran komunitas-komunitas, pemuda, dan masih banyak lagi elemen yang bisa ikut serta mendukung untuk peningkatan animo minat baca ini.

      Hapus
  39. Efek baca buku ternyata jadi menawan :D
    #SemangatMembaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, Mas. Kalau penasaran langsung coba dan rasakan aja sendiri :D
      Semangat 45!

      Hapus
  40. Hal pertama yang pengin banget aku komentarin adalah... aku pengin koleksi buku-bukunyaaaaaaaaaa!!!!! Itu bukunya banyak banget ya ampun, asik banget punya Papi yang gemar baca, gemas ke toko buku dan "numpuk" buku di rumah. Ah, semoga someday aku punya koleksi buku bacaan lebih banyak dari punyamu deh hihi. Dan jelas, wawasannya harus nambah juga.

    Ya menurutku cowok keren itu adalah cowok yang gemar baca, dan diajak ngobrol apa aja nyambung. Tampang nomor kesekian lah. Habis kan risih juga ngobrol sama cowok ganteng tapi gak ngerti apa-apa ya haha. Tapi untungnya cowokku juga suka baca sih :D

    Untuk poin 4 sama 5 belum terpenuhi nih karena aku jarang bgt jalan2. Tapi so far, buku emang teman jalan paling asik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha definisi mbak ini sama persis dengan definisi saya tentang 'cowok keren'setujuhh mbakkk, so truee

      Hapus
    2. Yuk kak koleksi buku-bukunya! Aku sendiri punya mimpi di rumahku kelak akan ada sebuah perpustakaan pribadi yang pastinya nyaman dan banyak koleksi bacaannya. Makanya koleksi dari sekarang kalau bisa hehe. Asik banget kok! :)

      Aduh jadi enak dibilang keren (?) Benar sekali, lebih berwawasan jadi enak digampang ngobrol itu lebih kece ya, Kak.
      Setuju, buku salah satu teman jalan paling asik.

      Hapus
  41. Wahhh bisa dibilang membaca itu olahraganya otak yah? kalau gitu, membaca adalah satu satunya olahraga favorit saya hahahah dan emang bener bgt loh, dengan membaca, otak saya jadi bisa menyimpan banyak kosakata baru, dan itu baru kerasa waktu saya belajar bahasa inggris, mulai dari mencoba baca novel b.inggris, nonton film pake subtitle b.inggris, dll otak saya jadi berkembang pesat deh hehehehe
    dan setuju banget sama perasaan yang didapat setelah selesai membaca buku bagus, aneh gak sih, di satu sisi kita pengen cepet cepet tau endingnya kayak gimana, tapi di sisi lain, kita gak mau ceritanya selesai karena kita maunya cerita tersebut gak ada endingnya, so you just want to keep reading, keep enjoying words by words hahahaha aneh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iya tuh, Mbak. Apalagi kalau membaca novelnya bahasa Inggris, semakin fasih aja itu cuap-cuap pakai Inggrisnya hahaha.
      Iya! Pernah banget atau bahkan seringkali aku merasakan hal semacam itu, Kak. Biasanya, ketika aku baca novel-novelnya Tere Liye sih, suka kesel sendiri aja ketika tau akhir ceritanya ngegantung dan disuruh nebak sendiri haha.

      Hapus
  42. Tulisannya sangat menarik dan bagus banget, lengkap

    BalasHapus
  43. Semakin tebal semakin bagus itu kayaknya nggak juga deh. HEHE. Btw promo kayak gini kayaknya harus lebih sering ya, Bro, soalnya generasi muda sekarang lebih banyak suka baca buku digital daripada yang ada bentuk fisiknya. :((

    BalasHapus