Jangan Takut, Berbagi Kebaikan itu Menular

17.31 Awaldi Rahman 98 Comments


Durasi Baca: 5-7 Menit 
 “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain.” HR. Bukhari Muslim.
   Sepenggal hadits tersebut selalu menghidupkan hati dan menjadi peringatan bagi saya bahwa derajat kemuliaan seseorang bisa dilihat dari sejauh mana dirinya bermanfaat bagi manusia lainnya. Pada hakikatnya, hidup adalah tentang memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya. Semakin banyak memberi, semakin banyak kita menerima. Giving is rich and making rich. The more you give, the much more you receive. Sungguh beruntung, mereka yang dikaruniakan oleh Allah SWT dengan kelebihan, dan kelebihannya itu dimanfaatkan dengan baik untuk menolong orang sebanyak-banyaknya.
Ya, tolong menolong sudah menjadi bagian yang lekat dengan ajaran Islam, karena memang kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang tak bisa lepas dari bantuan orang lainnya. Menolong orang lain adalah berbicara tentang investasi untuk menolong diri kita sendiri suatu saat nanti. Bukan, bukan maksud saya untuk mengajarkan berharap pamrih atas kebaikan yang telah kita lakukan. Namun, sudah menjadi janji-Nya bahwa perbuatan yang kita lakukan baik ataupun buruk, nantinya akan kembali lagi pada diri kita masing-masing.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu juga untuk dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra [17]:7)
Jadi, jangan pernah berpikir kalau sedekah itu rugi lantaran uang kita berkurang. Justru dengan bersedekah, rezeki kita ‘pasti’ akan kembali dalam berbagai bentuk, bahkan bisa jadi lebih banyak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidak akan berkurang rezeki orang yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, dan terus bertambah.”
 Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan.” (QS. Al-An’am [6]:160) 
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah (bersedekah) adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran).” (QS. Al-Baqarah [2]:261)
Memang benar, memberikan akan mengurangi sesuatu yang kita miliki. Sebab, kita terbiasa dengan perhitungan matematika konvensional. Kalau nasihat guru saya, sedekah itu hitungannya pakai matematika sedekah. Bedanya? Jelas beda.
Kalau hitungannya matematika konvensional, ketika punya uang 50 ribu lalu disedekahkan 25 ribu, maka uang kita menyisakan 25 ribu. Lain halnya kalau pakai hitungan matematika sedekah, 25 ribu yang kita sedekahkan tadi setidaknya berlipat ganda (minimal) 10 kali lipat menjadi 250 ribu. Jadi, uang kita sekarang bukan lagi 25 ribu lagi, melainkan 25 ribu + 250 ribu = 275 ribu! Ini baru minimal, maksimalnya? Tak terbatas, Bro!
Namun, jangan kecewa juga jikalau sudah sedekah tapi tak kunjung terasa hasilnya. Ada hal lain yang perlu disikapi dengan lebih bijak, bahwasanya balasan sedekah tidak melulu materi atau uang lagi. Bisa jadi Allah SWT menggantinya dengan nikmat kesehatan, kelimpahan prestasi dan karir, keberkahan umur, kebahagiaan keluarga, hingga kelapangan hati yang semua itu tidak bisa dibeli oleh uang.
Kebaikan itu Menular
“Sekecil apapun sebuah kontribusi, kebaikan tetaplah kebaikan.”
Sekiranya, semangat ini yang coba kami (saya dan rekan-rekan seperjuangan) bawa ketika masa kampanye pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM, Oktober 2018 silam. Karena sekecil apapun kebaikan itu, kami yakini bisa jadi hal tersebut yang kemudian menuntun orang lain melakukan hal serupa atau bahkan lebih besar.
Dalam setiap proses kampanye, saya dengan senang hati selalu menyampaikan, “Jika ada kebaikan yang kami sampaikan, tolong jangan sampai kebaikan itu berhenti hanya pada diri teman-teman. Kami yakin, jika memang ada satu kebaikan. Maka kebaikan itulah yang akan menular ke sepuluh kebaikan lainnya, lalu semakin banyak lagi lima puluh, bukan tidak mungkin sampai seratus orang yang merasakan efek kebaikan tersebut.”
Hingga, pada satu waktu seorang adik tingkat yang tengah mencalonkan diri juga sebagai Ketua BEM di tingkat fakultas mengajak berbincang. Kami membuat janji temu di salah satu tempat makan. Bakso pilihan kami saat itu. Lebih kurang dua jam berbincang, membicarakan banyak hal seputar pikir taktis, langkah strategis, hingga utamanya keorganisasian.
Akhirnya, kami memutuskan untuk membayar terlebih dahulu. Namun, ketika saya hendak membayar ternyata sudah lebih dulu dibayarkan oleh adik tingkat saya itu. “Gapapa, Kang. Kata akang kebaikan itu menular, Kan? Nah, paling tularkan aja ke teman dari Solo yang mau akang temuin habis ini.” katanya bulat. Tanpa panjang lebar, saya laksanakan amanah adik tingkat saya itu untuk membayari kawan saya makan.
Malamnya, setelah bertemu adik tingkat serta kawan dari Solo, pergilah saya pada malam keakraban terakhir daripada kepengurusan BEM di fakultas saya, pertanian. Sampai pada sesi yang mempersilakan saya berbicara. Saya ceritakan kepada mereka yang hadir, kisah kebaikan yang saya alami ketika sore harinya. Saya pesankan kepada mereka dengan ajakan yang sama, tularkan kebaikan.
Singkat cerita, berselang lima bulan dari kejadian tersebut, saya diundang menjadi salah satu pembicara di sebuah kegiatan yang mana ketua pelaksananya adalah salah satu anggota saya di BEM dulu. Ketika sesi diskusi tiba, bukan bertanya dia malah bercerita bahwa setelah mentraktir temannya makan es krim, kebaikan itu lantas ditularkan si temannya untuk mentraktir temannya yang lain lagi. Di situ saya merasa terharu. Sungguh terenyuh. Sepintas terdengar sederhana, tapi bagi saya luar biasa dampak daripada kebaikan yang menular itu.
Jadi benar, kebaikan itu menular, maka tularkan. Hingga akhirnya membentuk sebuah rantai kebaikan, lebih jauh lagi menjadi investasi yang berlipatganda nilai kebaikannya. Mari kita sebut itu investasi kebaikan. Mari berinvestasi, selamat menularkan kebaikan!
Kemudahan Berbagi Kebaikan
Pada dewasa ini, mungkin kita sudah tidak asing dengan iklim yang saling berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Terlepas untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang lain. Nah, berikut ini tiga tips mudah yang bisa kita lakukan ketika hendak memulai suatu kebaikan. Apa saja? Check this out!
1.      Tanamkan Niat dan Empati
Hal ini bisa kita mulai dari langkah sederhana, namun berimbas begitu besar. Iya, Niat. Sesederhana niat yang selalu harus diperbaiki tiap harinya. Dalam hal berbagi kebaikan ataupun sedekah, pastikan niat kita juga lurus karena-Nya. Dengan begitu, secara tidak langsung kita sudah turut melatih menanamkan rasa empati kepada orang-orang sekitar yang membutuhkan bantuan kita.
Doc. Dompet Dhuafa
2.      Sedekahkan Sebagian Uang
Sebagaimana yang sudah dituliskan sebelumnya, bahwasanya dengan bersedekah atau berbagi tidak lantas mengurangi apa yang kita miliki melainkan membuatnya malah bertambah. Begitupun harta yang kita miliki. Mengutip apa yang pernah dikatakan Soe Hok Gie, “Kita yang merasakan pendidikan tinggi adalah segelintir orang yang beruntung. Mereka di luar sana yang tak bisa merasakan adalah tanggung jawab kita.” Artinya, apa yang kita miliki saat ini ada hak orang lain juga, yaitu mereka yang kurang mampu.
Di era teknologi yang berkembang semakin pesat ini. Sangat memungkinkan memberikan berbagai kemudahan dalam berbagi kebaikan. Termasuk kemudahan dalam bersedekah yang tak mengharuskan kita beranjak ke luar rumah. Kita mengenalnya dengan donasi online.
Doc. Dompet Dhuafa
Kabar baiknya, kemudahan donasi tersebut difasilitasi oleh Dompet Dhuafa. Sebuah lembaga filantropi islam yang sumber dananya dari zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) serta dana halal lainnya. Kabar baiknya lagi, saya merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang menjadi Penerima Manfaat dari program Dompet Dhuafa, yaitu Bakti Nusa atau Beasiswa Aktivis Nusantara di bawah naungan Dompet Dhuafa Pendidikan. Alhamdulillah, begitu banyak manfaat yang bisa saya rasakan dan dapatkan dari program tersebut. Semoga Allah merahmati orang-orang yang berjuang keras di dalamnya. Aamiin.
Sejak kali pertama didirikan, Dompet Dhuafa berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan dan upaya membangun bangsa Indonesia untuk lebih maju dengan berkhidmat pada kegiatan filantropis (kemanusiaan) dalam memberdayakan kaum dhuafa.
Bagi teman-teman yang ingin ikut serta dalam misi kebaikan tersebut, Dompet Dhuafa telah menyediakan berbagai pilihan layanan untuk menyalurkan donasi melalui: (1) Kanal Donasi Online (2) Transfer Bank (3) Counter (4) Care Visit (Meninjau Langsung Lokasi Program) (5) Tanya Jawab Zakat (6) Edukasi Zakat, dan (7) Laporan Donasi.

Dok. Pribadi
3.      Berbagi Ilmu atau Saran
Terakhir, bukan berarti paling sedikit nilai kebaikannya. Bisa jadi ini akan menjadi sebuah ladang amal yang luar biasa jika konsisten dilakukan. Berbagi tidak melulu soal harta, sepakat? Saya sepakat.
Kita sangat bisa membagikan sedikit ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Jangan pelit-pelit untuk berbagi ilmu dengan orang lain. Selama ilmu tersebut diaplikasikan secara kontinu, maka pahala kebaikannya akan mengalir terus ke orang yang telah membagikan ilmunya.
Sharing is Caring. Beberapa dokumentasi ketika diminta untuk berbagi ilmu.
Pertanyaannya, sudahkah kita menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain? Harapannya, kita tidak pernah puas untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Semoga kita diberikan kelapangan hati untuk selalu siap menolong dan memberikan manfaat kepada orang lain. Terlepas dari lingkup yang kecil dari keluarga, hingga lingkup yang lebih besar yaitu agama, bangsa, dan negara.
Gimana? Berbagi itu mudah, bukan?
-o-0-o-
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”


98 komentar:

  1. Nice content! Semangat menebarkan kebaikan Dii!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Terima kasih, tulisan ini pengingat yang keren!

    BalasHapus
  4. 👉 *DUA RUKUN PERBUATAN BAIK YANG SERING TERLUPAKAN* 🎯

    Salah satu makna dari "Baik" atau "Kebaikan" dalam bahasa arab adalah "Hasanun", atau "Husnun". Sedangakan "Ihsan" artinya *Perbuatan Baik*. Lalu "Muhsinun" artinya orang yang berbuat baik, sedangkan "Muhsiniin" artinya orang-orang yang berbuat baik.

    Nah seorang Muslim yang Beriman kepada Allah dikatakan sudah berbuat kebaikan jika memenuhi dua Rukun dari Perbuatan Baik, atau sering kita sebut sebagai "Rukun Ihsan".

    Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, suatu saat Nabi _shollallaahu 'alaihi wa sallam_ ditanya oleh Jibril dalam bentuk manusia, apakah Rukun Ihsan itu, maka Nabi menjawab bahwa Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat Allah, maka yakinlah bahwa Dia melihat engkau.

    *Itulah dua rukun Perbuatan Baik* :

    1. Beribadah kepada Allah dengan keyakinan sedang melihat Allah
    2. Beribadah kepada Allah dengan keyakinan sedang dilihat oleh Allah.

    Jadi, seseorang itu hanya dianggap berhasil melakukan suatu kebaikan jika ibadahnya hanya karena Riya kepada Allah, bukan Riya kepada manusia. Ibadahnya hanya ingin dilihat Allah, bukan karena ingin dilihat manusia.

    Yuk kenali Allah dengan lebih serius, mumpung masih ada napas yang membersamai kita, sehingga Allah angkat derajat kita menjadi termasuk golongan MUHSININ. Aamiin.

    *_Q.S.Hud:29 - Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah..."._*

    #TauhidAkhlakMulia
    #Fastabiqul Khoirot 2/148
    #always telling goodness

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaaAllah. Terima kasih juga atas nasihatnya, Mi :)

      Hapus
  5. Ah, sangat sepakat. Karna Hidup adalah Ujian, dan salah satu ujian terberatnya adalah seberapa mau dan mampu kita memupuk kepeduliaan untuk terus berbagi dengan sesama. Terlebih-lebih dikondisi "terendah" kita sekalipun. :"))

    Semangaaat awaldi!! Teruss bentangkan sayap-sayap kebaikan yaak!! :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke sip, keywordnya 'kepedulian untuk terus berbagi dengan sesama' ya.
      Oleh karena itu, #JanganTakutBerbagi iya gak sih?

      Siaaap. Semangat juga, Murti!

      Hapus
  6. Inspiring sekali dii! Sangat betul bahwa segala perbuatan akan 'balik' lagi ke kita, baik atau buruk. Tentang kebaikan itu menular kewren sekali ceritanyaa, teringat kembali film jaman dulu "pay it forward" Terus bersemangat dan kuat dalam berbagi (kebaikan) ya dii

    BalasHapus
    Balasan
    1. *Browsing Pay it Forward*

      Terima kasih juga ya, Nadia!
      Aamiin. Semangaaat!

      Hapus
  7. Tulisan sederhana tapi berisi, aku yakin butuh waktu bertahun-tahun supaya kamu bisa sampai di titik ini. Semoga semangat kamu bisa terus menjalar kedepan juga ke sekitar, yaa!

    BalasHapus
  8. MasyaAllah jadi makin semangat untuk berbagi, #JanganTakutBerbagi karena berbagi gak bakal buat kita miskin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tampaaan! *Pengganti Cakeeep* Hehehe. Setuju, semangat juga dalam berbagi ya!

      Hapus
  9. semangat dan teruslah berkarta

    BalasHapus
  10. Terispirasi.. Selalu menyebarkan energi positive..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, tolong ditularkan lagi ya, ke yang lain :)

      Hapus
  11. "Hidup bukanlah tentang siapa yang terbaik, Tapi Siapa yang bisa Berbuat Baik
    dan Bukan yang pura-pura baik"....

    BalasHapus
  12. "Berbuat kebaikan itu menular" yap secara tidak sengaja satu kebaikan akan membuka pintu kebaikan lain mungkin melalui cara dan tangan yang lain juga.

    Kuncinya adalah ikhlas, jangan mengingat seberapa banyak kebaikan yg telah kita perbuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, setuju dan sekaligus ingin mengucapkan terima kasih banyak atas nasihat kunci yang diberikan :")

      Hapus
  13. Balasan
    1. MasyaaAllah. Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak. Semoga ada manfaat dan kebaikan yang bisa diambil serta ditularkan. Aamiin.

      Hapus
  14. بسم الله ماشاالله

    BalasHapus
  15. Maa syaa Allah, barakallahu lakuma

    BalasHapus
  16. MaasyaaAllah.. semoga kebaikan selalu tertanam dalam diri kita

    BalasHapus
  17. Bagus sekali tulisannya, semuanya sampai ke hati pembacanya. Good job!

    BalasHapus
  18. Barakallah... sangat bermanfaat👍

    BalasHapus
  19. Tulisan yang sangat bermanfaat.... ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, bantu tularkan juga ya agar kebaikannya terus menular.

      Hapus
  20. Alhamdhlillah Sangat menginspirasi dan menambah wawasan dalam beramal soleh tidak hanya selalu materi..
    Terima kasih

    BalasHapus
  21. subhanallah, semngat trus dan sukses selalu untuk kedepannya M.Awaldi Rahman :)

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. Kebaikan satu-satunya adalah pengetahuan dan kejahatan satu-satunya adalah kebodohan.

    BalasHapus
  24. Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan ini adalah perlombaan dalam kebaikan. Bukan perlombaan keunggulan satu sama lain

    BalasHapus
  25. Ada keburukan untuk orang yang berburuk hati, dan ada kebaikan bagi orang yang bersabar.

    BalasHapus
  26. Kebaikan adalah nyanyian indah yang bisa didengar oleh orang tuli, sekaligus bunga indah yang bisa dilihat oleh orang buta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Terima kasih juga atas nasihatnya (y)

      Hapus
  27. Alhamdulillah info yang sangat bermanfaat. Amin.

    BalasHapus
  28. Tebar manfaat tebar kebaikan...
    selamat teruslah berkarya & berkata

    BalasHapus
  29. Selamat dan sukses terus, jangan bosan berbuat kebaikan

    BalasHapus
  30. Terus semangat .... perbanyaklah bersedekah untuk sesama.

    BalasHapus
  31. Tulisan yg inspiratif... Setiap kebaikan yg ditularkan dan kemanfaatan yg diberikan semoga menjadi ladang amal jariyah kita.

    BalasHapus
  32. Keep hamasah untuk selalu menebarkan kebaikan.

    BalasHapus
  33. Indahnya selalu berbagi kebahagian dan kebaikan dengan orang lain. Sukses selalu untuk M.Awaldi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap, indah sekali. Aamiin, terima kasih atas doa baiknya.

      Hapus
  34. Tulisan yg sangat bermanfaat, saling mengingatkan,serta mencerdaskan dan memberi bekal fositip ,berlomba lomba di jalan Allah, dengan menghadapkan ridho Allah,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih ya. Terima kasih juga sudah mengingatkan :)

      Hapus
  35. Alhamdulillah.. Utk beramal yg td nya susah cari wadah nya akhir nya di permudah.. Semoga berkah bagi penyumbang n pengumpul nya .. Aamiin yra 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, kemudahan zaman now katanya mah hehe.
      Untuk doanya, aamiin.

      Hapus
  36. syukron hari ini sy diingatksn u berbagi

    BalasHapus
  37. syukron hari ini sy diingatksn u berbagi

    BalasHapus
  38. Bersedekahlah insya Allah akan dapat balasan berlipat ganda dr Allah Swt

    BalasHapus
  39. *Ketika Allah menginginkan kita menjadi orang baik, maka salah satu ciri atau tandanya adalah dipahamkannya* *tentang urusan agama kita* (HR.Bukhari no. 2858).*

    BalasHapus
  40. Semangatttt awaldiii keep inspiring! Khoirunnas andauhum linnas kang awaldi Aminnnnnnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaaAllah. Benar sekali, Kang Satya. Semangat terus juga untuk Coretan Oo-nya nih ya, Kang! Tetap terus menginspirasi jugaaa. Terima kasih juga sudah berkunjung :D

      Hapus
  41. Setuju banget sama kakak. Berbagi itu tidak harus tentang materi, tentang uang. Namun, juga dengan berbagi ilmu itu juga mewakili :)

    BalasHapus
  42. Sangat menginspirasi, memberi masukan secara elegan, saya setuju pake banget. Semoga sukses utk penulis, salam kenal.



    BalasHapus
  43. MasyaAllah..super abang aldi..utk menjadi baik tdk harus menunggu tua ya ternyata..semangat muda Dan positif bang Aldi semoga terus mjd bola salju kebaikan..utk membangun bangsa Kita yg gemilang..salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semangaaat! Terima kasih, Tante Ulfah sudah turut mendukung dan mendoakan. Semoga menjadi amal kebaikan yang begitu bernilai bagi-Nya.

      Hapus
  44. Sederhana, namhn sarat akan makna. Keep inspiring people kang awaldi!

    BalasHapus
  45. satu kebaikan yang melahirkan seribu kebaikan... :')

    BalasHapus
  46. Udah lama gak mampir di blog mas Awaldi. Nice post mas, terima kasih atas pencerahannya, dan mumpung puasa pahalanya akan berlipat ganda. Keep istiqomah. Aamiiin

    BalasHapus